ASAS BIOLOGI DALAM PENJAS
BIOLOGI OLAHRAGA
Olahraga merupakan ilmu yang mengolah
segala aspek penjas dari kegiatan olahraga dan sangat dibutuhkan untuk
mendukung atlet mencapai suatu prestasi. Prestasi seorang atlet dapat dicapai
jika mampu mencapai perbaikan teknik, perbaikan alat olahraga, dan tingkat kesegaran
jasmani yang baik.3 Biologi olahraga—bagian dari penjas olahraga—mengambil
peran dalam penilaian dan pengoptimalan tingkat kesegaran jasmani.
Ditinjau dari segi Biologi, kesegaran
jasmani adalah kemampuan tubuh melakukan penyesuaian terhadap pembebenan fisik
yang diberikan (dari aktivitas yang dilakukan) tanpa menimbulkan kelelahan
berlebihan. Terdapat 9 unsur yang dapat diukur untuk mengetahui tingkat
kesegaran jasmani seseorang, yaitu daya tahan (endurance), kekuatan otot
(muscle strength), daya ledak otot (muscle explosive power),
kecepatan (speed), ketangkasan (agility), kelenturan (flexibility),
keseimbangan (balance), kecepatan reaksi (reaction time), dan
koordinasi (coordination).
PENGARUH LATIHAN
FISIK PADA ORGAN TUBUH
Ada beberapa aspek pengaruh dari
latuhan fisik pada organ tubuh di antaranya sbb:
ü
OTOT RANGKA
Sekitar 40 persen dari seluruh tubuh
terdiri dari otot rangka yang dibentuk oleh sejumlah serat otot berdiameter
10-80 mikrometer.7,12 Otot rangka bekerja secara volunter. Ada beberapa bagian
dari otot rangka, antara lain jaringan otot, pembuluh darah sebagai penyuplai
nutrisi dan oksigen penghasil energy untuk proses kontaksi, saraf sebagai
penyalur rangsang dan pengatur kontraksi, serta jaringan ikat.7,11,12
Secara mikroskopis, tiap serabut otot
rangka terdiri atas miofibril.7,12 Miofibril berisi miofilamen yang terdiri
dari pita A (bagiantebal) dan pita I (bagian tipis). Pita A dibentuk oleh
protein miosin dan terlihat lebih gelap. Sedangkan pita I yang dibentuk protein
aktin terlihat lebih terang. Batas keduanya disebut dengan sarkomen. Sarkomen
akan memendek ketika terjadi kontraksi.
ü
DAYA TAHAN OTOT
Salah satu unsur kesegaran jasmani yang
sangat penting adalah daya tahan. Dengan daya tahan yang baik, performa atlet
akan tetap optimal dari waktu ke waktu karena memiliki waktu menuju kelelahan yang
cukup panjang.3,5 Hal ini berarti bahwa atlet mampu melakukan gerakan, yang
dapat dikatakan, berkualitas tetap tinggi sejak awal hingga akhir pertandingan.
Kekuatan dibutuhkan agar otot mampu
membangkitkan tenaga terhadap suatu tahanan.5 Sedangkan daya tahan diperlukan
untuk bekerja dalam durasi yang panjang. Daya tahan otot sendiri merupakan
perpaduan antara kekuatan dan daya tahan.13 Daya tahan fisik menghasilkan perubahan-perubahan
fisiologi dan biokimia pada otot, sehingga daya tahan secara umum
bermanifestasi melalui daya tahan otot.7,11
Daya tahan otot adalah kemampuan otot
rangka atau sekelompok otot untuk meneruskan kontraksi pada periode atau jangka
waktu yang lama dan mampu pulih dengan cepat setelah lelah.6,7 Kemampuan
tersebut dapat diperoleh melalui metabolisme aerob maupun anaerob.
Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat daya tahan otot,
anatara
lain:
1.
Aktivitas fisik
Kekuatan dan ketahanan otot yang sudah
dicapai dapat dipertahankan dengan latihan 1 kali seminggu. Setahun tanpa
latihan 45 persen kekuatan masih dapat dipertahankan. Sedangkan bed rest
selama 12 minggu dapat menurunkan kekuatan otot sebesar 40 persen.7 Namun
demikian, istirahat yang cukup setiap malam dibutuhkan untuk mempertahankan
tingkat daya tahan otot.3
2.
Kualitas otot
Tiap unit mikroskopis otot mempengaruhi
kontraksi otot yang ditimbulkan.7 Dengan kontraksi optimal otot akan dapat
beraktivitas lebih lama dibandingkan dengan ketika berkontraksi secara
maksimal.
3.
Kontraksi Otot
Kontraksi
berturut-turut secara maksimum akan mengurangi cadangan sumber energy
dalam
otot.7 Lama-kelamaan hal tersebut menyebabkan kemampuan kontraksi otot menurun.
4. Vascularisasi dan
Innervasi
Vascularisasi berfungsi
menyalurkan oksigen dan nutrisi untuk metabolisme penghasil energi.2 Semakin
banyak pasokan oksigen dan nutrisi, akan semakin banyak energi yang dihasilkan,
sehingga otot dapat beraktivitas lebih lama. Rangsang diterima saraf sensorik,
lalu dijalarkan ke pusat, kemudian ke saraf motorik untuk menggerakkan otot.
Selama saraf masih mampu menghantarkan impuls, otot akan tetap mampu bergerak ketika
ada rangsang.2
5.
Kekuatan otot
Kombinasi antara kekuatan dan daya tahan
akan menghasilkan daya tahan otot.13 Tingkat kekuatan otot berbanding lurus
dengan tingkat ketahanan otot.7,11,14,15 Misalnya, atlet dengan bench-press
maksimal 200 pon akan dapat melakukan pengulangan lebih banyak dengan beban 100
pon daripada atlet dengan bench-press maksimal 150 pon.
6.
Cadangan glikogen
Waktu untuk menuju kelelahan salah
satunya ditentukan oleh seberapa banyak cadangan glikogen yang masih mampu
diubah menjadi glukosa.12 Pada akhirnya, glukosa digunakan sebagai energy untuk
melakukan aktivitas.
7.
Berat badan
Berat badan yang rendah dapat
menunjukkan massa otot yang rendah.11 Dengan demikian, metabolisme penghasil
energi di otot akan lebih sedikit. Hal ini menyebabkan jumlah cadangan energi
untuk aktivitas menjadi lebih kecil.
8.
Usia
Pada orang-orang terlatih, ketahanan
otot akan terus meningkat dan mencapai ketahanan otot maksimal di usia 20
tahun. Setelah itu, tingkat ketahanan otot akan menetap 3-5 tahun yang kemudian
akan berangsur-angsur turun.7,12
9.
Jenis kelamin
Kekuatan otot perempuan kira-kira 2 per
3 laki-laki.7 Selain itu, otot perempuan lebih kecil daripada otot laki-laki.
Saat awal pubertas, testosteron akan meningkatkan massa otot, sedangkan
estrogen cenderung menambah jaringan lemak.9,11,12 Sehingga secara umum daya
tahan otot perempuan lebih rendah dari laki-laki.
10.
Nutrisi
Cadangan glikogen sebagian besar
bergantung pada dukungan nutrisi yang tepat. Diet tinggi karbohidrat akan
memberikan lebih banyak cadangan dalam otot dibanding diet campuran maupun
tinggi lemak.12
Tipe Daya Tahan Otot
Daya tahan otot dibagi menjadi 3 tipe
berdasarkan metabolisme otot, yaitu:
a.
Power endurance
Daya tahan otot ini digunakan pada
jangka waktu singkat kurang dari 30 detik untuk menjaga daya ledak otot tetap
tinggi. Energi yang digunakan diperoleh melalui system fosfagen.13,15,16
b. Short term endurance
Untuk olahraga yang membutuhkan
ketahanan kontraksi otot selama 30 detik sampai 2 menit, digunakan daya tahan
otot jangka pendek. Jenis daya tahan otot ini meggunakan metabolisme sistem
glikogen-asam laktat untuk memperoleh energi. 13,15,16
c. Long term endurance
Daya tahan otot jangka panjang
bermanfaat bagi
olahraga-olahraga
yang berlangsung kontinyu. Digunakan untuk mempertahankan kontraksi otot lebih
dari 2 menit. Jenis daya tahan otot ini memperoleh energi dari metabolisme system
aerobik. 13,15,16
ü
KELELAHAN OTOT
Otot yang cepat lelah dikatakan
mempunyai ketahanan yang rendah.6,7 Kelelahan otot merupakan akibat dari ketidakmampuan
kontraksi dan metabolisme serat-serat otot untuk terus memberi hasil kerja yang
sama. Ketidakmampuan tersebut disebabkan oleh gangguan pada:
a. Sistem saraf
Saraf tidak dapat mengirimkan impuls ke
otot sehingga otot tidak berkotraksi.7
b.
Neuromuscular junction
Kelelahan semacam ini biasa terjadi pada
fast twitch fibers. Chemical transmitter yang berkurang
mengakibatkan impuls tidak dapat diteruskan.7
c. Mekanisme kontraksi
Kontraksi otot yang kuat dan lama dapat
menyebabkan kelelahan otot. Kelelahan otot pada atlet berbanding lurus dengan
penurunan kreatin fosfat, glikogen, dan ATP otot. Sedikitnya jumlah zat-zat
tersebut mengakibatkan mekanisme kontraksi tidak dapat menghasilkan energi.7
ü
LATIHAN FISIK
Latihan fisik merupakan salah satu
komponen training selain latihan teknik, latihan taktik dan latihan
mental.3,9,15 Tujuan umum training adalah untuk mempersiapkan atlet
menghadapi pertandingan. Sedangkan latihan fisik dilakukan guna mengembangkan
dan
meningkatkan
kondisi fisik atlet dengan 9 unsur kesegaran jasmani sebagai parameternya.
Untuk
mencapai hasil optimal, latihan fisik harus dilakukan dengan tahap sebagai
berikut:
1. Pemanasan (warm up)
Pemanasan berfungsi untuk mengurangi
cedera. Selain itu, dapat dicapai manfaat latihan yang lebih baik karena otot
yang telah siap lebih produktif daripada otot yang mulai dari keadaan
relaksasi.7 Tahap pemanasan dianggap selesai jika sudah terjadi peningkatan
temperatur tubuh sebesar 1-2 derajat celcius atau ditandai dengan
keluarnya keringat. 3,7,8
2. Latihan inti
Dalam latihan inti, dilakukan pengarahan
terhadap tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang dimaksud adalah unsur kesegaran
jasmani dan bagian tubuh. 3,7,8
3. Pendinginan (cool down)
Pada pendinginan dilakukan gerakan fisik
dengan intensitas yang menurun secara bertahap hingga semua fisiologi tubuh
kembali ke keadaan sebelum berolahraga.
1 komentar:
mantap jiwa jing
Posting Komentar