BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Makalah ini dibuat berdasarkan niat dan sesuai dengan
kondisi serta keadaaan dalam kehidupan sekitar. Dimana telah kita ketahui bahwa
zaman modern ini mahluk hidup khususnya manusia telah mempelajari berbagai
macam ilmu pengetahuan alam. Akan tetapi pada tahap pembelajarannya manusia
selalu mendapatkan maslah dan perbedaan pendapat mengenai sesuatu yang
ditelitinya. dalam hal ini adalah meneliti asal usul kehidupan yang menjadi
permasalahan dari sejak berabad-abad tahun yang lalu sampai sekarang. karena pada
umumnya biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang alam dan mahluk hidup yang
ada disekitarnya.
Oleh karena itu, melalui makalah ini penulis ingin
menjelaskan dan menyampaikan beberapa pendapat para ahli mengenai asal usul
kehidupan itu sendiri. adapun hal lain yang ingin diperdalam dalam makalah
biologi umum ini adalah mengenai keterkaitan antara ilmu biologi dengan ilmu
yang lainnya. Selain itu penulis juga ingin memperdalam tentang ilmupengetahuan
dimana telah diketahui bahwa ilmu pengetahuan adalah suatu ilmu yang mampu
dibuktikan kebenarannya melalui metode ilmiah dalam hal ini adalah praktikum
biologi umum itu sendiri.
Dan tentunya ilmu pengetahuan itu akan kita peroleh dari
pembelajaran, maka dari itu melalui makalah ini penulis mencoba menjelaskan dan
menerangkan asal usul kehidupan melalui evolusi biokimia untuk membuktikan beberapa yang
diharapkan. dan tentunya dilengkapi dengan berbagai pihak atau tokoh
pembelajaran.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah kehidupan itu ?
2. Dari manakah asal kehidupan ?
3. Dimanakah unsure kehidupan itu
pertama kali timbul ?
1.3. Tujuan
1. Untuk memenuhi beberapa
syarat-syarat dalam proses belajar mengajar di perguruan tinggi.
2. Sebagai langkah lanjutan dalam
mempelajari bidang study umum khususnya biologi umum.
3. Menyampaikan beberapa pendapat para
ahli mengenai asal usul kehidupan dengan teori-teori yang sudah ada.
4. Melatih kita untuk membuat laporan
untuk beberapa pelajaran yang selanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Asal Usul
kehidupan Di Bumi
Sejak berabad-abad yang lalu hingga sekarang asal usul
kehidupan di bumi menjadi bahan perdebatan , sehingga menimbulkan bebrapa
pertanyaan antara lain sebagai berikut ;
1. apakah kehidupan itu ?
2. dari manakah asal kehidupan ?
Jawaban yang diberika oleh para ahli bermacam-macam , tetapi
belum ada jawaban terakhir yang memuaskan dan dapat diterima semua pihak. Namun
bebrapa teori telah mencoba memberikan jawaban tentang asal-usul kehidupan di
planet bumi ini. Teori-Teori tersebut adalah sebagai berikut :
2.1.1. Teori Ciptaan
Teori ini mengemukakan bahwa kehidupan yang ada di planet
diciptakan oleh Tuhan. Bumi yang dicipta Tuhan pada masa lalu sampai sekarang
mempunyai ciri yang tidak berubah. Mereka mengungkapkan teori ini berdasarkan
atas kejadian-kejadian gaib yang pernah dilihatnya. Kejadian gaib tersebut
dianggap sebagai ciptaan Tuhan , seperti halnya bumi dan kehidupan yang ada di
didalamnya juga diciptakan oleh-Nya.
2.1.2. Teori
Kedaan bumi yang Selalu Tetap
Menurut teori ini bumi tidak mempunyai asal mula. Begitu
pula spesies yang mendiami bumi juga tidak mempunyai asal mulanya.
2.1.3. Teori Cosmozoa
Teori ini mengemukakan bahwa kehidupan di bumi diperkirakan
berasal dari ruang angkasa. Hal yang mendasari teori ini adalah peyelidikan
bahwa bahan yang terdapat pada batu meteor maupun vartu komet yang jatuh ke
bumi mengandung banyak molekul organic sederhana , misalnya cyanogens , asam
hidrocyanida.molekul-molekul organic tersebut tatkala jatuh ke bumi menjadi
benih kehidupan.
Menurut teori ini bukan hanya di bumi saja yang timbul
kehidupan. Kehidupan dapat timbul sekali atau bebrapa kali di berbagai bagian
galaksi dalam waktu yang berbeda.
2.1.4. Teori Abiogenesis
Seorang ahli ilmu pengetahuan alam berkebangsaan Belanda
bernama Antonie van Leeuwnhoek ( 1632-1723 ) , dengan mikrosop buatannya
berjasil menemukan jasad renik yangn sifatnya hidup dan bergerak-gerak dari
setets air rendaman jerami. Hasil pengamatan ini mengingatkan kembali pada pandangan
generation spontan (abiogenesis) yang dikemukakan olek Aristoteles ( 384-322 SM
). Akan tetapi , sebagian orang masih meragukan kebenrannya.
Dari sekian banyak orang yang mempermasalahkan teori
tersebut , terdapat seorang ahli ilmu pengetahuan alam bernama Francesco Redi (
1626-1628 ) yang dengan teliti tidak segera menerima teori tersbeut. Ia
melakukan percobaan yang hasilnya kemudian membuat pikiran banyak orang menjadi
goyah terhadap teori generation spontanea.
Adapun percobaan yang dilakukan oleh Francesco Redi sebagai
berikut. Dia merebus dua potong daging segar sampai mendidih agar terjadi
sterilisasi. Kedua potongan daging itu dimasukkan ke dalam dua stoples ;
stoples pertama terbuka dan stoplrs kedua tertutup rapat. Kedua stoples
tersebut dibiarkan bebrapa hari , di dalam stoples pertama yang mulutnya
terbuka banyak didapatkan larva atau tempayak lalat , sedangkan di dalam
stoples kedua tidak ditemukan larva lalat.
Dari percobaan Francesco Redi tersebut muncul kesimpulan
bahwa larva yang berada di dalam stoples pertama berasal dari telur lalat yang
masuk ke dalam dan meletakkan telurnya , sedangkan di dalam stoples kedua yang
tertutup rapat tidak ditemukan larva karena lalat tidak dapat masuk ke dalam
dan meletakkan telurnya.
Selanjutnya , pada abad ke-18 seorang berkebangsaan Italia
bernama Lazzaro Spallanzani ( 1729-1799 ) melakukan eksperimen atas dasar
pemikiran seperti eksperimen Francesco Redi , hanya dalam eksperimenya tidak
digunakan daging , tetapi air kaldu. Percobaannya berlangsung sebgai berikut.
Disediakan tiga tabung yang masing-masing diisi dengan air kaldu secukupnya.
Tabung pertama dibiarkan terbuka mulutnya. Tabung kedua dan keyiga dipanaskan
sampai mendidih selama 15 menit.
Tabung kedua dibiarkan mulutnya terbuka ,sedang tabung
ketiga mulutnya tertutup rapat dengan lapisan lilin. Setelah dibiiarkan selama
tujuh hari , air kaldu di dalam tabung yang mulutnya terbuka menjadi keruh
akibta timbul bakteri , sedang kedaan air kaldu di dalam tabung yang mulutnya
terttutup masih seperti semula.
Hasil eksperimen yang dilakukan oleh Lazzaro Spallanzani ini
membuktikan bahwa timbulnya bakteri bukan terjadi secara spontan , tetapi
bakteri muncul dari spora bakteri yang masuk dan kemudian berkembang pada air
kaldu.
Dengan percobaan Redi dan Spallanzani teori generation
spontanea menjadi goyah. Namun demikian , sebagian orang menetang kebenaran
percobaan Spallanzani serta mempertahankan kebenaran teori lama. Mereka
menunjuk percobaan tersebut masih ada kelemahannya , yaitu pada tabung yang tertutup
sebenarnya masih terdapat gejala generation spontanea , tetapi karena tertutup
tidak ada gaya yang masuk untuk hidup.
2.1.5. Teori
Biogenesis
Kelemahaan percobaan spallanzi kemudian dicoba disempurnakan
oleh lois Pasteur ( 1822-1895 ) ahli biokimia dan mikrobiologi dari prancis.
Pada tabung kedua percobaan spallanzi, mulut tabung dittutup dengan pipa
berbentuk leher angsa sehingga ruangan di dalam bakteri masih berhubungan
dengan udara luar. Bentuk seperti ini memungkinkan bakteri dan spora bakteri
tidak dapat masuk ke dalam air kaldu. Setelah beberapa hari ternyata hasilnya
sama dengan percobaan spallanzi. Maka tumbanglah teori abiogenesis dan timbul
teori biogenesis dengan slogan omne ex ovo omne ovum ex vivo
2.1.6. Teori Biologi Modern ( Evolusi Biokimia )
2.1.6. Teori Biologi Modern ( Evolusi Biokimia )
Menurut teori ini , asal kehidupan yang pertama adalah
reaksi-reaksi kimiawi yang menghasilkan asam amino pembentuk protein. Asam
amino merupakan dasar pemebntukan setiap sel.
Asam amino tersusun dari unsure C,H,O dan N sebagai
unsure utama. Di atmosfer banayak terdapat gas CH4 , Nh3 , H2O , dan H2
yang jika terkena loncatan bunga api listrik dapat membentuk asam amino. Teori
terbentuknya asam amino do atmosfer dikemukakan oleh Harold Urey dan Oparin.
Teori Urey dibuktikan kebenarannya oleh Stanley Miller. Kehidupan pertama
terjadi di laut , kemudian organisme mengalami evolusi dengan hidup di darat.
Perlu diketahui bahwa Evolusi merupakan perkembangan
mahluk hidup yang berlangsung secara perlahan-lahan dalam jangka waktu lama
dari bentuk yang sederhana kea rah bentuk yang kompleks.Setelah eksperimen lois
pateur dapat menumbangkan teori generation spontanea, timbul masalah baru,
yaitu dimanakah unsure kehidupan itu pertama kali timbul.? Banyak pihak yang
berpendapat bahwa kehidupan muncul akibat dari reaksi-reaksi kimiawi yang
diawali molekul berukuran kecil.
Molekul-molekul kecil satu dengan yang lain, dengan bantuan
energi atau panas, menghasilkan molekul berukuran besar, atau dari senyawa
anorganik menjadi senyawa organic terutama protein sebagi bahan dasar atau inti
sel mahluk hidup. Kejadian ( secara teoritis ) tersebut merupakan awal
terbentuknya sel yang bersifat primitive. Kejadianya yang pertama kali
diperkirakan di laut sebgai tempat yang berenergi cukup tinggi sehingga dapat
digunakan untuk reaksi-reaksi kimia.
Ada juga pendapat lain yang mengatakan bahwa kehidupan
pertama terjadi di atmosfer, atas dasar terbentuknya asam amino ( protein )
sebgagai dasar subsastansi kehidupan. Pada suatu saat terbentuknya bumi di
atmosfer kaya akan molekul CH4,NH3,H2, dan H2O yang semuanya berupa gas.
Gas-gastersebut sampai sekarang banyak terdapat di atmosfer dan terssusun dari
atom-atom C,H,O, dan N yang dijumpai pada asam amino, sedangkan asam amino
merupakan zat penyusun protein. Akibat loncatan bunga listrik sewaktu terjadi
halilintar dan radiasi sinar kosmik, molekul-molekul itu breaksi membentuk asam
amino. Adanya asam amino sinar memungkinkan terbentuknya kehidupan. Bentuk
kehidupan ini diperkirakan sama seperti virus.
Perkiraan diatas yang menyatakan bahwa kehidupan berasal
dari atmosfer, dikemukakan oleh Harold Urey ( 1893 ) ahli kimia amerika dan
Oparin ( 1929 ) ahli biokimia Rusia.walupun urey dan oparin berbeda kebangsaan
dan zzaman, teapi keduanya berprinsip sama sehingga pendapat itu dikenal dengan
teori Urey maupun Oparin . Melalui proses evolusi bentuk kehidupan yang pertama
itu berkembang menjadi berbagai jenis makhluk hidup seperti sekarang ini. Untuk
membuktikan kebenaran teori yang dikemukakan oleh Harold Urey, seorang
mahasiswa dari universitas Chicago bernama Stanley Miller ( 1953 ) dengan
kecermatan dan ketelitianya, berhasil membuat alat pembuktian berupa tabung
kaca dengan kelengkapan pengaturan untuk memasukan gas-gas CH4,NH3,H2,dan H2O.
Alat itu juga dilengkapi dengan elektroda-elektroda yang
berhubungan dengan sumber listrik. Sumber listrik berfungsi sebagi loncatan
bunga api listrik dan sekaligus pencampur gas-gas tadi. Ternyata dalam
percobaan ini apabila loncatan listrik bertegangan tinggi dialirkan segera
terjadi reaksi kimia dan terbentuk senyawa kimia berupa asam amino.
2.2. Evolusi Biologi
dimlai di Cekungan-Cekungan di Pantai
Telah diterangkan di muka bahwa kehidupan pertama kali
diperkirakan terjadi di laut. Dengan demikian , organisme mengalami evolusi
dari air menuju darat. Semua mahluk hidup mempunyai unsure-unsur persamaan.
Sebagai contoh , sel mahluk hidup semuanya mempunyai protoplasma. Jika setiap
hewan diciptakan secara terpisah dan tidak mempunyai hubungan kekerabatan ,
maka setiap hewan akan berbeda. Demikian juga pada invertebrate , baik yang
habitatnya di air maupum di darat mempunyai persamaan dan terjadi evolusi dari
air menuju darat. Sebagai contoh , perkembangan capung dari ordo Odonata yang
meliputi Isoptera dan Archiptera.
Perkembangan capung mengalami evolusi ; salah satunya adalah
pergantian habitat dari air menuju darat , yaitu penetasan larva trejadi di air
sedang imago atau bentuk dewasa hidup di darat. Perpindahan dari air menuju
darat diikuti perubahan fungsi anggota tubuh , seperti alat pernafasan dan alat
berenang. Contoh lain yang mengalami perkembanagn yang sama adalah ordo Diptera
dengan salah satu anggotanga adalah nayamuk.
Di samping itu peralihan dari bahan tidak hidup menjadi sel
hidup memerlukan rentang waktu yang sangat lama. Secara hipotetik ,
perkembanagn prokariotik terjadi pada atmosfer purba yang terbatas. Organisme
pertama yang mempu mengembangkan diri dalam perairan yang kaya bahan organic
adalah organisme peragi. Organisme ini memiliki fungsi dasar metabolesme
anaerobic.
Perairan yang kaya akan CO2 da SO4 menyebabkan
efektifnya evolusi organisme pada atmosfer electron-elekrton kea rah
pembentukan ATP.
Peralihan dari atmosfer purba menjadi atmosfer yang mengandung merupakan masa evolusi besar mahluk hidup. Setelah tersedia oksigen atau O2 perkembanagn eukariotik mulai terjadi dan banyak menempati relung ekologik. Perkembangan mikroorganisme , yang meliputi perkembangan fisiologis dan metabolisme , menjadi lebih baik dengan ditandai perkembangan kromosom maupun pemindahan gen yang cukup cepat.
Peralihan dari atmosfer purba menjadi atmosfer yang mengandung merupakan masa evolusi besar mahluk hidup. Setelah tersedia oksigen atau O2 perkembanagn eukariotik mulai terjadi dan banyak menempati relung ekologik. Perkembangan mikroorganisme , yang meliputi perkembangan fisiologis dan metabolisme , menjadi lebih baik dengan ditandai perkembangan kromosom maupun pemindahan gen yang cukup cepat.
2.3. Teori Evolusi
Biokimia
Menerangkan bahwa terbentuknya senyawa organik terjadi
secara bertahap dimulai dari bereaksinya bahan-bahan anorganik yang terdapat di
dalam atmosfer primitif dengan energi halilintar membentuk senyawa-senyawa
organik kompleks.
Stanley
Miller mencoba mensimulasikan kondisi atmosfer purba di dalam skala
laboratorium. Ia merancang alat yang seperti terlihat dalam gambar di bawah
ini.
Gambar: Skema alat percobaan
Miller
Miller
memasukkan gas H2, CH4 (metan), NH3 (amonia) dan air ke dalam alat. Air
dipanasi sehingga uap air bercampur dengan gas-gas tadi. Sebagaib sumber energi
yang bertindak sebagai "halilintar" agar gas-gas dan uap air
bereaksi, digunakan lecutan aliran listrik tegangan tinggi. Ternyata timbul
reaksi, terbentuk senyawa-senyawa organik seperti asam amino, adenin dan gula
sederhana seperti ribosa.
Hasil percobaan di atas memberi petunjuk bahwa satuan-satuan
kompleks di dalam sistem kehidupam seperti lipid, gula, asam amino, nukleotida
dapat terbentuk di bawah kondisi abiotik. Yang menjadi masalah utama adalah
belum dapat terjawabnya bagaimana mekanisme peralihan dari senyawa kompleks
menjadi makhluk hidup yang paling sederhana.
2.4. Evolusi
Biologi
Alexander Oparin mengemukakan di dalam atmosfer primitif
bumi akan timbul reaksi-reaksi yang menghasilkan senyawa organik dengan energi
pereaksi dari radiasi sinar ultra violet. Senyawa organik tersebut merupakan
"soppurba" tempat kehidupan dapat muncul. Senyawa organik akhirnya
akan membentuk timbunan gumpalan (koaservat). Timbunan gumpalan (koaservat) yang
kaya akan bahan-bahan organik membentuk timbunan jajaran molekul lipid
sepanjang perbatasan koaservat dengan media luar yang dianggap sebagai
"selaput sel primitif" yang memberi stabilitas pada koaservat.
Meskipun begitu Oparin tetap berpendapat amatlah sulit untuk
nantinya koaservat yang sudah terbungkus dengan selaput sel primitif tadi akan
dapat menghasilkan "organisme heterotrofik" yang dapat mereplikasikan
dirinya dan mengambil nutrisi dari "sop purba" yang kaya akan
bahan-bahan organik dan menjelaskan mekanisme transformasi dari molekul-molekul
protein sebagai benda tak hidup ke benda hidup.
Teori evolusi kimia telah teruji melalui eksperimen di
laboratoriurn, sedang teori evolusi biologi belum ada yang menguji
secara eksperimental. Walaupun yang dikemukakan dalam teori itu benar, tetap
saja belum dapat menjelaskan tentang dari mana dan dengan cara bagaimana
kehidupan itu muncul, karena kehidupan tidak sekadar menyangkut kemampuan
replikasi diri sel. Kehidupan lebih dari itu tidak hanya kehidupan biologis, tetapi
juga kehidupan rohani yang meliputi moral, etika, estetika dan inteligensia.
2.5. Asal Usul Kehidupan
2.5. Asal Usul Kehidupan
Evolusionis menyatakan bahwa makhluk hidup membentuk diri
mereka sendiri secara mandiri dari benda mati. Namun, ini adalah dongeng
takhayul abad pertengahan yang bertentangan dengan hukum dasar biologi.
Bagi kebanyakan orang, pertanyaan "apakah manusia berasal dari kera atau tidak" muncul dalam benak mereka ketika teori Darwin disebutkan. Tapi sebelum membahas masalah ini, sebenarnya masih terdapat beragam pertanyaan yang harus dijawab oleh teori evolusi. Pertanyaan pertama adalah bagaimana makhluk hidup pertama muncul di bumi.
Bagi kebanyakan orang, pertanyaan "apakah manusia berasal dari kera atau tidak" muncul dalam benak mereka ketika teori Darwin disebutkan. Tapi sebelum membahas masalah ini, sebenarnya masih terdapat beragam pertanyaan yang harus dijawab oleh teori evolusi. Pertanyaan pertama adalah bagaimana makhluk hidup pertama muncul di bumi.
Evolusionis
menjawab pertanyaan ini dengan mengatakan bahwa makhluk hidup pertama adalah
sel tunggal yang terbentuk dengan sendirinya dari benda mati secara kebetulan.
Menurut teori ini, pada saat bumi masih terdiri atas bebatuan, tanah, gas dan
unsur lainnya, suatu organisme hidup terbentuk secara kebetulan akibat pengaruh
angin, hujan dan halilintar. Tetapi, pernyataan evolusi ini bertentangan dengan
salah satu prinsip paling mendasar biologi: Kehidupan hanya berasal dari
kehidupan sebelumnya, yang berarti benda mati tidak dapat memunculkan
kehidupan.
2.6. Sel Yang
Membelah Diri
""
Hukum paling mendasar dari kehidupan adalah "kehidupan hanya berasal
dari kehidupan". Suatu makhluk hidup hanya dapat muncul dari kehidupan
sebelumnya""
Kepercayaan bahwa benda mati dapat memunculkan kehidupan
sebenarnya sudah ada dalam bentuk kepercayaan takhayul sejak abad pertengahan.
Menurut teori ini, yang disebut "spontaneous generation", tikus
diyakini dapat muncul secara alami dari gandum, atau larva lalat muncul
"tiba-tiba dengan sendirinya secara kebetulan" dari daging. Saat
Darwin mengemukakan teorinya, keyakinan bahwa mikroba dengan kemauan sendiri
membentuk dirinya sendiri dari benda mati juga sangatlah umum.
2.7. Lumpur yang
berubah menjadi makhluk hidup
Nama ilmiah dari gambar di atas ini adalah "Bathybius
Haeckelii", yang berarti "Lumpur Haeckel". Ernst Haeckel,
seorang pendukung gigih teori evolusi, mencoba mengamati lumpur yang berhasil
dikeruk dengan cawan dan menganggapnya sangat menyerupai sejumlah sel yang
dilihatnya di bawah mikroskop. Berdasarkan pengamatan ini, ia menyatakan bahwa
lumpur ini adalah materi tak hidup yang berubah menjadi organisme hidup.
Haeckel dan rekannya, Darwin, meyakini kehidupan memiliki struktur sederhana
sehingga dapat terbentuk dari benda mati. Akan tetapi, ilmu pengetahuan abad
ke-20 menunjukkan bahwa kehidupan tidak pernah dapat muncul dari sesuatu yang
tak hidup.
Penemuan biologiwan Prancis, Louis Pasteur, mengakhiri
kepercayaan ini. Sebagaimana perkataannya: "Pernyataan bahwa benda mati
dapat memunculkan kehidupan telah terkubur dalam sejarah untuk selamanya".
Setelah Pasteur, para evolusionis masih berkeyakinan bahwa sel hidup pertama
terbentuk secara kebetulan. Namun, semua percobaan dan penelitian yang
dilakukan sepanjang abad ke-20 telah berakhir dengan kegagalan. Pembentukan
"secara kebetulan" sebuah sel hidup tidaklah mungkin terjadi, bahkan
untuk membuatnya melalui proses yang disengaja di laboratorium tercanggih di
dunia pun ternyata tidak mungkin.
2.8. Spontaneous
Generation: Takhayul Abad Pertengahan
Di antara kepercayaan takhayul yang diyakini masyarakat abad
pertengahan adalah benda mati dapat memunculkan kehidupan dengan sendirinya
secara tiba-tiba. Saat itu diyakini, misalnya, katak dan ikan terbentuk dengan
sendirinya dari lumpur di dasar sungai. Di kemudian hari terungkap, hipotesis
yang dikenal sebagai "spontaneous generation (kemunculan tiba-tiba)"
ini adalah kebohongan belaka. Akan tetapi, di kemudian hari dengan skenario
yang sedikit berbeda, kepercayaan ini dihidupkan kembali dengan nama
"teori evolusi".
Oleh karenanya, pertanyaan tentang bagaimana makhluk hidup
pertama muncul telah menempatkan teori evolusi dalam kesulitan sejak awal.
Salah satu tokoh utama pendukung teori evolusi tingkat molekuler, Prof. Jeffrey
Bada, membuat pengakuan berikut ini:
Saat ini, ketika kita meninggalkan abad keduapuluh, kita
masih dihadapkan pada masalah terbesar yang belum terpecahkan pada saat kita
memasuki abad keduapuluh: Bagaimana kehidupan muncul pertama kali di bumi?
MITOS "EVOLUSI KIMIAWI"
Evolusionis terkenal, Alexander Oparin, muncul dengan
gagasan "evolusi kimiawi" di awal abad ke-20. Gagasan ini menyatakan
bahwa sel hidup pertama muncul secara kebetulan melalui sejumlah reaksi kimia
yang terjadi pada kondisi bumi purba. Akan tetapi, tak satu evolusionis pun,
termasuk Oparin sendiri, yang mampu memberikan satu pun bukti yang mendukung
gagasan "evolusi kimia". Sebaliknya, setiap penemuan baru di abad
ke-20 menunjukkan kehidup-an terlalu kompleks untuk dapat terbentuk secara
kebetulan. Evolusionis terkenal Leslie Orgel membuat pengakuan berikut ini:
"(Dengan mempelajaristruktur DNA, RNA, dan protein) seseorang mestinya
berkesimpulan: ternyata kehidupan tidak akan pernah dapat terbentuk melalui
reaksi-reaksi kimiawi."
Selain menggugurkan teori evolusi, hukum "kehidupan
muncul dari kehidupan sebelumnya" juga menunjukkan bahwa makhluk hidup
pertama muncul di bumi dari kehidupan yang ada sebelumnya, dan ini berarti ia
diciptakan oleh Allah. Allah, Dia-lah satu-satunya Pencipta yang dapat
menghidupkan benda mati. Dalam Alquran disebutkan, "Dia mengeluarkan yang
hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup." (QS.
Ar-Ruum, 30:19)
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdsarkan pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
masing-msing para ahli ilmu pengetahuan alam memiliki pandangan yang
berbeda-beda mengenai asal usul kehidupan sesuai dengan eksperimen-eksperimen
yang telah dilekaukannya. masing-masing pendapat tersebut didasrkan oleh
percobaan yang telah dibuktikan sendiri oleh para ahli tersebut. Dan
berdasarkan percobaan yang telah dilekukan tersebut masing-masing memiliki
kelemahan-kelemahan sehingga masing-masing teori yang dipaparkannya saling
melengkapi satu sama lain.
3.2. Saran
Dengan demikian makalah ini kami
buat berdasarkan sumber yang kami temukan dari berbagai media,dengan itu agar
mahasiswa sedikitnya bisa memahami mkalah ini,walaupun masi belum
sempurna,dengan demikian kami mengucapkan terima kasih banyak,,
0 komentar:
Posting Komentar