Skripsi PTK Penjasorkes 2016



MENINGKATKAN KETERAMPILAN PASING DALAM  PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
(TIPE TGT) SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 DULUPI

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna mengikuti ujian
Skripsi pada Fakultas Olahraga dan Kesehatan
Jurusan pendidikan keolahragaan


OLEH
ROIS AHMAD
831411124





 

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN KEOLAHRAGAAN
PRODI S1 PENJASKESREK
2015


MOTTO DAN PERSENBAHAN

“MOTTO”
“Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalatmu Sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”
(Al-Baqarah: 153)

Kesabaran adalah obat terbaik dari Segala kesulitan”
(Rois Ahmad)

“PERSEMBAHAN”
“Aku persembahkan cinta dan sayangku kepada Orang tua ku, (Sumardi Ahmad dan Asmawati Ali) dan adik ku (Dian Oktaviani Ahmad) yang telah menjadi motivasi dan inspirasi dan tiada henti memberikan dukungan do'anya buat aku. “Tanpa keluarga, manusia, sendiri di dunia, gemetar dalam dingin.”

“Terimakasih yang tak terhingga buat dosen-dosen ku, terutama pembimbingku yang tak pernah lelah dan sabar memberikan bimbingan dan arahan kepada ku”
.
“Teruntuk teman-teman angkatanku (Asrin Umar, Hendris Djabi,Safrin, Farid, dan karang taruna desa Bualemo, Ka utun, Madam, Ka feby, yang selalu membantu, berbagi keceriaan dan melewati setiap suka dan duka selama kuliah, terima kasih banyak. "Tiada hari yang indah tanpa kalian semua".


ALMAMATERKU TERCINTA
TEMPATKU MENEMUKAN KEDEWASAAN DAN MENIMBA ILMU
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2015
 

ABSTRAK
ROIS AHMAD / 831 411 124 “Meningkatkan Keterampilan Pasing Dalam  Permainan Bola Voli Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (TIPE TGT) Siswa kelas VII SMP Negeri 8 Dulupi” Dosen Pembimbing 1 Risna Podungge S.Pd, M.Pd dan Dosen Pembimbing 2 ZulkifliA. Lamusu. S.Pd, M.Pd.
           
            Masalah dalam penelitian ini adalah dalam melakukan pasing, rendahnya hasil belajar siswa pada materi permainan bola voli terutama pada materi pasing hingga mengakibatkan nilai mata pelajaran rendah. Tujuan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:”bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dasar pasing dalam permainan bola voli melalui Model Pembelajaran Teams Games Tournaments pada siswa dikelas VII SMP Negeri 8 Dulupi.”
Adapun hipotesis tindakan yakni “ jika penggunaan Model Pembelajaran Teams Games Tournaments dilakukan pada pada penelitian ini maka siswa melakukan pasing pada permainan bola boli dapat ditingkatkan”. Indikator kinerja dalam penelitian ini yaitu: apabila keterampilan Pasing dalam permainan bola voli melalui model pembelajaran teams games tournaments siswa kelas VII SMP Negeri 8 Dulupi dapat ditingkatkan minimal 80% dari jumlah siswa, mencapai 70-79.
            Data pada penelitian ini merupakan suatu jenis tindakan kelas (PTK) yang dilakukan di sekolah SMP Negeri 8 Dulupi, dengan jumlah siswa 25 orang 11 putra dan putri berjumlah 14 orang. Pengambilan data dapat dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan kegiatan siswa dan guru, serta evaluasi terhadap materi yang di ajarkan pada setiap siklus kemudian dianalisis, berdasarkan analisis data dapat diketahui terjadi peningkatan rata-rata kemampuan melakukan teknik pasing yakni : pada observasi awal rata-rata kemampuan dasar pasing sebesar 48.94%. Setelah diadakan tindakan siklus I terjadi peningkatan 61.08% dan pada tindakan siklus II di perorel hasil pencapaian sebesar 81.74%, berada pada kategori baik sekali.
            Simpulan: berdasarkan penjelasan tersebut diatas jelas bahwa hasil penelitian initelah mencapai indikator yang diterapkan. Jadi hipotesis yang dinyatakan: “jika penggunaan Model Pembelajaran Teams Games Tournaments dilakukan pada pada penelitian ini maka siswa melakukan pasing pada permainan bola boli dapat ditingkatkan.” Dapat diterima.

Kata Kunci: Teknik dasar pasing, Model Pembelajaran Teams Games Tournaments, Siswa SMP
 

ABSTRACT

ROIS AHMAD / 831 411 124 "Improving Skills In Passing Through The Game Volleyball Cooperative Learning Model (TYPE TGT) Class VII SMP State 8 Dulupi" Supervisor 1 Risna Podungge S. Pd, M. Pd and Supervisor 2 ZulkifliA. Lamusu. S.Pd, M.Pd.

This classroom action research conducted in SMP Negeri 8 Dulupi district was. Classes are held VII class action is the number of students 25 people consisting of male students 11 people and 14 female students with different abilities. The purpose of this research is to improve skills in the game of volleyball pasing through learning model teams games tournamants seventh grade students of SMP Negeri 8 Dulupi.
Based on the data analysis it can be seen an increase in class VII SMP Negeri 8 Dulupi with the acquisition of the observation of the initial 48.94%, in the first cycle has risen 61.08%, then the researcher continued in the second cycle obtained an average yield of 81.74%, the research This is declared finished. From the results of research and discussion, it can be concluded that by using model teams games tournaments, can improve their skills in the game of volleyball pasing. Evident from cycle to cycle students' skills have improved.

Keywords: basic technique pasing, Model Learning Teams Games Tournaments, Junior High School Students
 

KATA PENGANTAR

            Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang selalu menuntun dan memberikan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian yang berjudul “Meningkatkan Keterampilan Pasing Dalam  Permainan Bola Voli Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Tipe TGT) Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Dulupi”. Skripsi penelitian ini disusun sebagai salah satu persyaratan akademik guna menempuh ujian sarjana dalam menyelesaikan pendidikan program Strata I pada jurusan Pendidikan Keolahragaan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo.
            Penulis menyadari, bahwa skripsi dapat terselesaikan berkat pembimbing, arahan bantuan, motivasi serta partisipasi dan berbagai pihak yang semuanya itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan rasa terimah kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara moril maupun materil.
            Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi penelitian ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan baik dari segi penulisannya maupun sistem penyusunan skripsi penelitian ini. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan dapat menjadi masukan demi menyempurnakan skripsi penelitian ini.
            Tak lupa pula disampaikan banyak terimah kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalamhal kritikan maupun saran, dan tak lupa juga dengan penuh hormat peneliti ini mengucapkan banyak terimah kasih kepada :
1.      Prof. Dr. H. Syamsu Qamar Badu, M.Pd Selaku Rektor Universitas Negeri Gorontalo.
2.      Dr. Lintje Boekoesoe, M.Kes, Selaku dekan fakultas ilmu-ilmu kesehatan dan keolahragaan.
3.      Risna Podungge S.Pd, M.Pd, selaku wakil dekan I, dr. Zuhriana K. Yusuf M.Kes, selaku wakil dekan II dan, Ruslan, M.Pd, selaku wakil dekan III fakultas ilmu-ilmu kesehatan dan keolahragaan.
4.      Drs. Sarjan Mile,  Ms dan Drs. Ahmad Lamusu, S.Pd, M.Pd selaku ketua jurusan dan sekertaris jurusan pendidikan keolahragaan
5.      Risna Podungge S.Pd, M.Pd dan ZulkifliA. Lamusu. S.Pd, M.Pd selaku pembimbing I dan pembimbing II, yang telah meluangkan waktu dan kesempatan dalam membimbing serta mengarahkan peneliti dalam menyusun skripsi ini.
6.      Seluruh dosen dan staf pengajar program studi penjaskesrek, pendidikan keolahragaan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo.
7.      Kepada rekan-rekan angkatan 2011 yang senasib dan seperjuangan dan menuntut ilmu di prodi penjaskesrek.
8.      Semuah pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu baik secara lansung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan studiku.
Sripsi ini masih banya kekurangan dan kelemahan dalam penulisannya terutama dalam bentuk sistematika oleh sebab itu, di terapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan dimasa yang akan datang, dan semoga Tuhan Yang Masa Esa selalu memberikan Ridho dan Taufiknya kepada mereka yang membantu penulisan dalam penyusunan skripsi ini. Semoga arahan bimbingan dan partisipasi dari semua pihak akan memperoleh balasan yang berlipat ganda dari Tuhan Yang Maha Esa, Amin.


Gorontalo,       Oktober 2015


Penulis
 

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................    i
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................   ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................ iii
ABSTRAK...................................................................................................... iv
ABSRTRACT................................................................................................   v
KATA PENGANTAR................................................................................... vi
DAFTAR ISI.................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... ix
DAFTAR TABEL..........................................................................................  x
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................   1
1.1         Latar Belakang........................................................................................   1
1.2         Identifikasi Masalah................................................................................   4
1.3         Rumusan Masalah...................................................................................   4
1.4         Cara Pemecahan Masalah........................................................................   4
1.5         Tujuan Penelitian.....................................................................................   5
1.6         Manfaat Penelitian..................................................................................   5
1.6.1        Manfaat Teoritis..........................................................................   5
1.6.2        Manfaat Praktis...........................................................................   6
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN................   7
2.1         Kajian Teori.............................................................................................   7
2.1.1        Hakikat Bola Voli.......................................................................   7
2.1.2        Hakikat Pasing ........................................................................... 15
2.1.3        Hakikat Model Pembelajaran...................................................... 19
2.1.4        Hakikat Teams Games Tournaments (TGT)................................ 20
2.2     Kajian Penelitian Yang Relevan.............................................................. 23
2.3         Hipotesis Tindakan................................................................................. 24
2.4         Indikator Kinerja..................................................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 25
3.1.... Seting Penelitian Dan Karateristik Subyek Penelitian............................ 25
          3.1.1 Seting Penelitian............................................................................ 25
          3.1.2 Karakteristik Subjek Penelitian...................................................... 25
3.2     Variabel Penelitian.................................................................................. 25
          3.2.1 Variabel Input................................................................................ 25
          3.2.2 Variabel Proses............................................................................... 25
          3.2.3 Variabel Output............................................................................. 25
3.3     Tahap Penelitian...................................................................................... 26
          3.3.1 Tahap Persiapan............................................................................. 26
3.3.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan......................................................... 26
3.3.3 Tahap Pemantauan dan Evaluasi.................................................... 26
3.3.4 Tahap Analisis dan Refleksi........................................................... 26
3.4     Teknik Pengumpulan Data...................................................................... 27
    3.4.1 Obsevasi......................................................................................... 27
    3.4.2 Dokumentasi.................................................................................. 27
3.5     Teknik Analisis Data............................................................................... 27
BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..... 28
4.1     Deskripsi Hasil Penelitian....................................................................... 28
          4.1.1 Observasi Awal.............................................................................. 28
          4.1.2 Hasil Pengamatan Siklus I............................................................. 30
          4.1.3 Hasil Pengamatan Siklus II............................................................ 31
4.2     Pembahasan............................................................................................. 33
BAB V PENUTUP......................................................................................... 36
5.1     Simpulan................................................................................................. 36
5.2     Saran....................................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 38

DAFTAR GAMBAR

2.1.Lapangan Bola Voli..............................................................................   8
2.2.Net atau Jaring......................................................................................   9
2.3.Bola......................................................................................................   9
2.4.Latihan Service Atas............................................................................ 10
2.5.Latihan Service Bawah......................................................................... 10
2.6.Latihan Smes........................................................................................ 11
2.7.Teknik Dasar Pasing Bawah................................................................. 12
2.8.Teknik Dasar Pasing Atas..................................................................... 13
2.9.Teknik Dasar Block.............................................................................. 13
4.1.Diagram hasil perolehan data pada observasi awal............................. 29
4.2.Diagram hasil perolehan data pada siklus I......................................... 31
4.3.Diagram hasil perolehan data pada siklus II........................................ 32
4.4.Diagram selisih hasil pengam
atan tahap observasi siklus I dan Siklus II.......................................... 35
                                                  DAFTAR TABEL              
            Tabel                                                                                             Halaman
1.      Rentang Skor................................................................................ 27
2.      Hasil observasi awal..................................................................... 29
3.      Hasil siklus I................................................................................. 30
4.      Hasil siklus II............................................................................... 32
5.      Selisih peningkatan tahap observasi, siklus I dan siklus II........... 34

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1.      Jadwal Penelitian
2.      RPP Observasi Awal
3.      Data Observasi Awal
4.      Data Siklus I
5.      Data Sikulus II
6.      Dokumentasi Subyek Penelitian
7.      SK Penelitian
8.      Surat Izin Meneliti FIKK
9.      Surat Izin Meneliti Dinas Pendidikan
10.  Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Di SMP Negeri 8 Dulupi
CURICULUM VITAE


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan jasmani adalah suatu upaya membina manusia baik fisik maupun mental melalui suatu aktifitas gerak (motorik). Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan nasional untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dan menghasilkan manusia yang sehat, cerdas, aktif, kreatif, berdisiplin serta memiliki sportifitas dan kemandirian yang tinggi. Salah satu upaya untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dilakukan melalui jalur pendidikan formal, non formal maupun informal. Melalui jalur pendidikan tersebut kualitas sumber daya manusia dapat dipersiapkan untuk menghadapi tantangan zaman yang semakin maju dan berkembang baik dari bidang ilmu pengetahuan maupun teknologi. Oleh karena itu, dalam menghadapi tantangan tersebut sebagai guru sepatutnya mampu mempersiapkan sedini mungkin dan berupaya meningkatkan proses pembelajaran melalui program-program pendidikan jasmani yang disesuaikan dengan kemampuan serta perkembangan peserta didik. Salah satu contoh pada mata pelajaran pendidikan jasmani di sekolah adalah membuat program pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga peserta didik tidak merasa jenuh dan membosankan, sehingga guru harus mencoba menggunakan model-model pembelajaran yang menyenangkan, mudah dicerna, serta mudah dipraktekkan oleh peserta didik sehingga mampu meningkatkan kualitas pembelajaran tersebut.
Dari penjelasan di atas kita dapat menyimpulkan bahwa proses pembelajaran tanpa metode dan model pembelajaran sangatlah tidak efektif dan efisien. Oleh karena itu, setiap cabang olahraga seperti permainan bola voli sudah sepatutnya dapat kita siasati melalui berbagai macam metode dan model pembelajaran yang efektif dan efisien. Dan telah kita ketahui bersama bahwa permainan bolabasket merupakan permainan yang didominasi dengan menggunakan tangan.
Permainan bola voli merupakan salah satu cabang olahraga yang perkembangannya sangat pesat. Olahraga ini banyak digemari dikalangan mahasiswa, pelajar dan masyarakat umum. Perkumpulan-perkumpulan bola voli sekarang juga banyak bermunculan diberbagai daerah berbagai kejuaraan dan tournament-tournament yang bersifat daerah atau nasional bahkan tingkat internasional sering diselenggarakan. Indonesia mengenal permainan ini sejak tahun 1928, yakni melalui serdadu Belanda. Tak lama kemudian, berdirilah berbagai klub bola voli di tanah air. Pada tanggal 22 Januari 1955, di Jakarta didirikan PBVSI, singkatan dari Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia.
Di sekolah-sekolah permainan bola voli mendapat tanggapan yang positif dan dimasukkan ke dalam mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. bola voli merupakan olahraga permainan yang menggunakan bola besar, dimainkan dengan tangan. bola voli dimainkan oleh 2 regu, setiap regu ada 6 pemain. Permainan ini memerlukan koordinasi dan kerja sama tim. Di samping itu, penguasaan teknik-teknik dasar permainan harus matang. Dengan demikian dapat melakukan gerakan-gerakan variasi dan kombinasi dari teknik-teknik dasar. Teknik dasar yang harus dikuasai dalam permainan bola voli, di antaranya servis, passing, smes, dan blok. Gerakan-gerakan yang kompleks dalam permainan bola voli yaitu terdiri dari gabungan unsur-unsur gerakan yang terkoordinasi dengan baik memerlukan waktu yang cukup lama untuk menguasainya, agar lebih mudah mempelajari keterampilan bola voli perlu memperhatikan beberapa aspek dalam prosesnya antara lain dengan cara menganalisis gerakan-gerakan tersebut. Gerakan-gerakan yang dimasukkan ke dalam bagian dimulai dengan gerakan yang sederhana menuju gerakan yang sulit akhirnya akan memudahkan dalam proses pembelajaran tersebut. Pembinaan bola voli mengalami suatu peningkatan disemua tingkatan mulai dari tingkat nasional, daerah maupun ditingkat sekolah. Upaya yang dirintis dalam beberapa tahun terakhir membuahkan hasil yang cukup menggembirakan antara lain makin banyaknya kompetisi yang digulirkan baik pada kelompok umur, pelajar, mahasiswa, maupun klub-klub umum. Kenyataan ini diharapkan nantinya akan muncul pemain-pemain yang handal dalam membela bangsa dan negara dikancah regional maupun internasional. Dengan adanya berbagai macam kejuaraan ini, diharapkan akan terjadi persaingan dalam meraih prestasi. Sehingga perkumpulan bolabasket baik dari sekolah maupun klub-klub yang mengikutinya akan lebih meningkatkan metode dan model materi latihan permainan bola voli. Pembinaan olahraga bola voli di sekolah jika hanya menggantungkan pada alokasi jam pelajaran terasa sulit rasanya untuk meningkatkan prestasi siswa. Cara lain yang harus ditempuh agar prestasi siswa di cabang olahraga bola voli meningkat adalah dengan menambah jam latihan diluar jam pelajaran yaitu dengan kegiatan ekstrakurikuler atau siswa bergabung dengan klub-klub bola voli yang ada di daerahnya. dan mengusai teknik dasar dalam permainan bola voli. itu terdiri dari teknik dasar servis, passing, smes, dan blok. Dari keempat teknik dasar tersebut smes dan pasing merupakan salah satu teknik dasar yang menjadi kunci keberhasilan untuk menentukan kemenangan.
Permainan bola voli merupakan salah satu di antara banyak cabang olahraga yang populer di masyarakat. Hal ini dimasukkan dalam kurikulum pendidikan olahraga disekolah dan sering dimainkan oleh masyarakat indonesia baik anak-anak, remaja maupun dewasa. Kegiatan olahraga khususnya permainan bola voli merupakan salah satu cabang olahraga yang bermanfaat sebagai alat pendidikan dan pembinaan mental sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Permainan bola voli dapat digunak sebagai sarana untuk mendidik, sebab dengan olahraga bola voli dapat membentuk pribadi yang sporti, jujur kerja sama, dan bertanggung jawab. Oleh karena itu olahraga permainan bola voli diajarkan sejak anak-anak SD,SLTP,SLTA sampai tingkat perguruan tinggi.
Kemampuan siswa dalam melakukan permainan bola voli perlu mendapat perhatian terutama kemampuan terhadap tenik dasar. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas VII SMP N 8 Dulupi, proses pembelajaran permainan bola voli masih banyak ditemukan masalah di ataranya adalah kurangnya penguasaan teknik dasar pasing. Siswa kelas VII dalam melakukan pasing masih kurang optimal.


Dengan adanya permasalahan ini peneliti berpendapat bahwa salah satu penunjang proses pembelajaran adalah dengan menggunakan media atau alat pembelajaran yang pas untuk mengatasi permasalahan yang ada. Dengan permasalahan yang ada dan pendapat peneliti, peneliti mencoba menerapkan salah satu model pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan siswa melakukan pasing pada permainan Bola Voli.
Model pembelajaran yang akan diterapkan oleh seorang peneliti yaitu model pembelajaran TGT (Teams Games Tournaments). Mengapa peneliti ini mengambil model pembelajaran ini? Karena peneliti merasa model pembelajaran ini sangat cocok dengan pemainan bola voli, karena sesuai dengan permainannya diataranya ada tim, permainan, dan turnamen
Dengan adanya uraian latar belakang diatas mengenai bola voli, khususnya permasalahan teknik dasar  pasing, dan salah satu model pembelajaran TGT (Teams Games Tournaments) yang akan diterapkan oleh seorang peneliti untuk meningkatkan keterampilan siswa kelas VII SMP Negeri 8 Dulupi untuk  melakukan pasing pada cabang olahraga bola voli
Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Meningkatkan Keterampilan Pasing Dalam  Permainan Bola Voli Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Tipe Tgt) Siswa Kelas VII SMP N 8 Dulupi”.
1.2.      Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penilitian ini adalah rendahnya keterampilan siswa dalam melakukan pasing, rendahnya pengetahuan siswa terhadap pasing dan pemberian model pembelajaran yang masih kurang tepat.
1.3.      Rumusan Masalah
Berdasarkan indentifikasi masalah yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ apakah dengan model pembelajaran teams games tournaments keterampilan pasing dalam  permainan bola voli pada siswa kelas VII SMP Negeri 8 Dulupi dapat ditingkatkan?



1.4.      Cara Pemecahan Masalah
Dalam meningkatkan keterampilan pasing dalam permainan bola voli melalui model pembelajaran teams games tournaments siswa kelas VII SMP Negeri 8 Dulupi, dapat dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran teams games tournaments. Dengan penggunaan model pembelajaran tersebut maka masalah-masalah dalam keterampilan pasing dapat dipecahkan. Untuk memecahkan masalah tersebut maka digunakan model pembelajaran teams games tournaments dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Guru memberikan penjelasan tentang materi pembelajaran mencakup permainan bola voli yang terfokus pada salah satu keterampilan melakukan pasing.
2.      Guru memberikan contoh rangkaian keterampilan pasing yang merupakan indikator penilaian yaitu:
a) Tahap awal
b) Proses
c) Tahap akhir
3.      Siswa secara berpasangan melakukan pasing sesuai dengan pentunjuk cara melakukan pasing yang baik dan benar.
Dengan demikian melalui penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif (Tipe TGT) diharapkan dapat meningkatkan keterampilan pasing pada siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Dulupi.
1.5.      Tujun Penelitian
            Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan melalui penerapan Model Pembelajaran Kooperatif (Tipe TGT), tujuannya guna meningkatkan keterampilan pasing yang dibelajarkan di sekolah menengah, dan secara khusus untuk meningkatkan keterampilan pasing pada siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Dulupi.



1.6.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini yaitu:
1.6.1.      Manfaat teoritis:
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam berpikir ilmiah bagi guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (PJOK)
1.6.2.      Manfaat Praktis
a.       Bagi Siswa
Meningkatkan keterampilan pasing dalam permainan bola voli Melalui Pembelajaran Kooperatif (Tipe TGT).
b.      Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dan informasi bagi guru dalam meningkatkan keterampilan pasing dalam permainan bola voli pada siswa
c.       Bagi Sekolah
Sebagai bahan informasi tentang peningkatan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga kesehatan khususnya materi tentang pasing . Selain itu, sebagai bahan masukkan bagi SMP Negeri 8 Dulupi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
d.      Bagi peneliti
Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman berharga  bagi peneliti khususnya tentang pasing agar nantinya peneliti bisa mengimplementasikan ilmu pengetahuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

2.1.         Kajian Teori
2.1.1.      Hakikat Bola Voli
Bola voli merupakan salah satu jenis permainan bola besar. Permainan bola voli dilakukan oleh dua regu. Setiap regu terdiri atas enam pemain. Dalam permainan bola voli, setiap regu saling memantulkan  bola  yang  melewati  atas  net  atau  jaring.  Setiap regu berusaha mematikan gerakan lawan sehingga tidak mampu mengembalikan bola dari pukulan atau pantulan bola dari lawan. Permainan bola voli diciptakan oleh William G. Morgan pada tahun 1895. Ia adalah seorang pembina pendidikan jasmani pada YMCA (Young Man Christian Association)di kota Holyoke, Massachusetts, Amerika Serikat. Sebelumnya, permainan bola voli bernama minonette. Tujuannya, untuk kesegaran jasmani secara massal. Ketika Perang Dunia I, tentara sekutu menyebarluaskan permainan ini ke negara-negara Eropa dan Asia, terutama Jepang, Cina, India, Filipina, Prancis, Portugis, Rusia, Estonia, Latvia,
Cheska, Rumania, Yugoslavia, dan Jerman.
Pada tahun 1948, didirikan IVBF (International Volley Ball Federation)yang beranggotakan 15 negara. Indonesia mengenal permainan ini sejak tahun 1928, yakni melalui serdadu Belanda. Tak lama kemudian, berdirilah berbagai klub bola voli di tanah air. Pada tanggal 22 Januari 1955, di Jakarta didirikan PBVSI, singkatan dari Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia. Bola voli merupakan permainan beregu bola besar. Bola voli dimainkan oleh dua regu, setiap regu ada 6 pemain. Permainan ini memerlukan koordinasi dan kerja sama tim. Di samping itu, penguasaan teknik-teknik dasar permainan harus matang. Dengan demikian dapat melakukan gerakan-gerakan variasi dan kombinasi dari teknik-teknik dasar. Teknik dasar yang harus dikuasai dalam permainan bola voli, di antaranya servis, passing, smes, dan blok.


2.1.1.1. Sarana Dan Peralatan Bola Voli
1.      Lapangan Bola Voli
Lapangan untuk permainan bola voli memiliki persyaratan sebagai berikut.
 












Gambar 2.1 : Lapangan Bola Voli
Sumber : Jaya Tri dan S.Marjuki (2010 : 15)

Keterangan gambar:
1.      Panjang lapangan : 18 meter
2.      Lebar lapangan : 9 meter
3.      Lebar garis serang : 3 meter
4.      Tinggi net :
a.       Putera : 2,43 m
b.      Puteri : 2,24 m
2.      Net atau Jaring
Net atau jaring untuk permainan bola voli memiliki ukuran sebagai berikut.
a.       Panjang net : 9,50 meter.
b.      Lebar net : 1,00 meter.
c.        Mata net : 10 cm









Gambar 2.2 :  Net Atau Jaring
Sumber : Sri  Wahyuni dkk (2010:11)

3.  Bola
a)       Bola dibuat dari bahan kulit atau bahan yang biasa digunakan untuk membuat bola voli.
b)       Berat bola voli 250 – 280 gram.
c)       Keliling bola 65 – 70 cm.







Gambar 2.3 :  Bola
Sumber : Sumber : Sri  Wahyuni dkk (2010:11)

2.1.1.2. Teknik Dasar Bola Voli
a.       Teknik dasar pasing atas
Servis merupakan bentuk serangan yang pertama dalam permainan bola voli. Untuk itu, pemain voli harus dapat melakukan servis dengan benar masuk ke daerah lawan. Adapun pelaksanaan servis atas sebagai berikut:
a)      Servis ini dilakukan dengan sikap badan tegak.
b)      Kaki kiri ke depan, dan kaki kanan di belakang.
c)      Tangan kiri melambungkan bola ke atas agak ke belakang,
diikuti melentingkan punggung ke belakang.
d)      Pukullah bola dengan tangan kanan, serta mengaktifkan pergelangan tangan, dilanjutkan gerak ikutan (follow throught).









Gambar : 2.4 Latihan Service Atas
Sumber : Aan Sunjata Wisahati dan Teguh Santosa (2010 : 9)

b.      Teknik Dasar Servis Bawah
Teknik servis bawah dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a)      Sikap tubuh berdiri, kaki membentuk kuda­kuda dengan
tubuh condong ke depan.
b)      Salah satu tangan memegang bola dan tangan yang lain digunakan untuk memukul bola dengan jari­jari tangan dalam keadaan mengepal.
c)      Bola sedikit dilambungkan, kemudian bola dipukul di bagian bawah dengan ayunan tangan dari belakang ke depan.







Gambar 2.5 : Latihan Service Bawah
Sumber : Sumber : Sri  Wahyuni dkk (2010:12)

c.       Teknik Dasar Smes (Spike)
Smes (spike) adalah pukulan yang keras dan arahnya menukik untuk mematikan lawan. Adapun pelaksanaan smes sebagai berikut:
a)      Berdiri, kedua kaki sejajar dan badan menghadap net.
b)      Kedua tangan terayun bebas di samping badan.
c)      Kedua lutut kaki ditekuk dan kedua tangan berada di samping
bagian belakang badan untuk bersama-sama diayun ke depan
atas membantu tolakan kedua kaki.
d)     Pada saat badan berada di atas, berakhir dengan badan melenting ke belakang ketika akan memukul bola.
e)      Pada waktu akan memukul, tangan kanan lemas (rileks).
f)       Tangan kiri mengimbangi gerakan tangan yang akan memukul bola.
g)      Pada saat memukul, pergelangan tangan diaktifkan.
h)      Bola dipukul menggunakan tangan dengan cara jari disatukan
ke dalam dan rapat. Perkenaannya pada bola bagian atas
depan.
i)        Badan turun dengan mendarat pada kedua kaki bersama-sama
dan mengontrol keseimbangan badan agar tidak menyentuh
net atau masuk daerah lawan.








Gambar 2.6 : Latihan Smes
Sumber : Aan Sunjata Wisahati dan Teguh Santosa (2010 : 10)

d.      Teknik dasar Pasing
1.      Pasing Bawah
1)      Tahap persiapan
a.       Sikap kaki kuda-kuda dengan lutut sedikit dilipat.
b.      Badan agak condong ke depan.
c.       Berat badan bertumpu pada kedua kaki.
2)      Tahap gerakan
a.       Saat bola datang, kedua lengan diturunkan ke bawah.
b.      Salah satu telapak tangan memegang telapak tangan yang lain.
c.       Bola yang datang dipukul antara pergelangan tangan dan siku.
d.      Sewaktu bola datang, badan menghadap ke arah bola.
3)      Tahap akhir
a.       Tumit diangkat.
b.      Pinggul dan lutut naik serta kedua lengan lurus.
c.       Pandangan ke arah gerakan bola








Gambar 2.7 : Teknik Dasar Pasing Bawah
Sumber : Tri Jaya dan S.Marjuki (2010: 17)

2.      Pasing atas
1)      Tahap persiapan
a.       Berdiri dengan kaki dibuka selebar bahu.
b.      Jari tangan dibuka melengkung ke dalam.
c.       Pergelangan tangan ditekuk.
d.      Lengan dibengkokkan di muka dahi.
2)      Tahap gerakan
a)      Dorong kedua lengan saat datangnya bola.
b)      Usahakan bola yang didorong mengenai jari-jari tangan.
c)      Bola yang didorong berada di tengah-tengah atas wajah.
3)      Tahap akhir
a.       Tumit diangkat.
b.      Pinggul dan lutut naik serta lengan lurus ke atas.
c.       Pandangan mengikuti arah datangnya bola.
 









Gambar 2.8 : Teknik Dasar Pasing Atas
Sumber : Tri Jaya dan S.Marjuki (2010: 17)

       e.  Teknik Dasar Block
Bloking adalah upaya menghalangi lawan dengan cara merentangkan kedua tangan pada tempat yang diduga menjadi jalannya bola dan teknik membendung dapat dilakukan sendiri maupun dua atau tiga orang di dekat net. Cara melakukan bloking:
a)      Berdiri menghadap net, kedua kaki dibuka selebar bahu dan
kedua lengan di depan dada dengan sikut tertutup.
b)      Kedua kaki menolak secara bersamaan, kedua lengan diluruskan ke atas dengan jari-jari tangan terbuka dan jarak keduatangan + sebesar diameter bola.
c)      Posisi pergelangan tangan disesuaikan dengan arah datangnya bola.
d)     Mendarat menggunakan kedua ujung telapak kaki secara bersama-sama dan kedua lutut mengeper.
e)      Bersamaan dengan itu kedua lengan diturunkan melalui depan dada dan pandangan mengikuti gerakan bola


 








Gambar 9 : Teknik Dasar Block
Sumber : Aan Sunjata Wisahati dan Teguh Santosa (2010 : 11)

Mohammad Ali Mashar dan Dwinarhayu (2010:5) Bola voli merupakan suatu permainan yang dimainkan secara beregu. Tiap-tiap regu terdiri dari 6 pemain. Bentuk permainan bola voli adalah memainkan bola dengan cara dipantulkan dengan 1 atau 2 tangan secara bersama-sama untuk mencegah bola jatuh di daerah sendiri. Beberapa teknik dasar yang dipelajari dalam permainan bola voli adalah servis, passing, smash, dan block.
Aan Sunjata Wisahati dan Teguh Santosa (2010:9) Permainan bola voli dilakukan oleh dua regu yang saling berhadapan dengan dipisahkan oleh sebuah jaring di tengah lapangan dan setiap regu terdiri dari 6 orang yang dibatasi setiap satu setnya terdiri dari 25 poin dengan sistem rally pointdan dipimpin oleh dua orang wasit.
            Menurut Faridha isnaini dan Suranto (2010:5) Bola voli adalah suatu permainan yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri atas 6 orang pemain. Setiap regu berusaha untuk dapat memukul dan menjatuhkan bola ke dalam lapangan melewati di atas jaring atau net dan mencegah pihak lawan dapat memukul dan menjatuhkan bola ke dalam lapangannya. Permainan bola voli diciptakan di kota Holyoke, Massachusetts, Amerika Serikat pada tahun 1895 oleh William G. Morgan.
Menurut Muhajir dan Budi sutrisno (2013:21) Permainan bolavoli adalah suatu cabang olahraga berbentuk mem-volley bola di udara hilir mudik di atas jaring atau net, dengan maksud dapat menjatuhkan bola di dalam petak lapangan lawan untuk mencari kemenangan dalam bermain. Mem-volley dan memantulkan bola ke udara harus mempergunakan bagian tubuh mana saja (asalkan sentuhan/pantulannya harus sempurna)
Menurut Sarjono dan Sumarjo (2010:9-10) Bola voli adalah olahraga permainan yang dimainkan oleh dua grup berlawanan. Masing-masing grup memiliki enam orang pemain. Sementara, permainan bola voli pantai, masing-masing grup hanya memiliki dua orang pemain. Pola adalah suatu siasat yang dipergunakan dalam pertandingan bola voli untuk mencari kemenangan secara sportif. Bentuk taktik penyerangan dan pertahanan mencakup teknik individual dan taktik kelompok. Taktik penyerangan diartikan sebagai siasat untuk mengharuskan regu lawan bertindak menuruti regu yang menjalankan penyerangan. Penyerangan harus dapat dilakukan secara aktif dan progresif untuk mematahkan lawan. Suatu prinsip taktik penyerangan dalam bermain bola voli adalah usaha untuk mematikan bola di lapangan lawan dengan jalan apapun yang
diperkenankan dalam peraturan.
Dari beberapa uraian dan penjelasan yang telah dikemukakan di atas maka dapatlah penulis mengambil kesimpulan bahwa dengan mata pelajaran pendidikan jasmani, dan kesehatan ini, peserta didik mampu mempraktikkan teknik-teknik dasar dalam olahraga dengan baik serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, kejujuran, keberanian, menghargai lawan, kerja keras, dan menerima kekalahan serta dapat mengaplikasikan cara hidup yang sehat dan bersi
2.1.2.      Hakikat Pasing
Pasing adalah gerakan mengumpan bola kepada teman atau mengembalikan bola lawan. Menurut Sodikin Chandra dan Achmad Esnoe Sanoesi (2010:18) Passing dibagi menjadi dua, yaitu passing atas dan passing bawah. Apabila kamu sudah menguasai servis, selanjutnya menerapkan teknik dasar permainan bola voli secara bertahap.
1.      Sikap pasing atas:
a.       Kaki kanan sedikit serong (kiri atau kanan).
b.      Lutut ditekuk.
c.       Badan condong ke depan.
d.      Tangan ditekuk, kedua telapak tangan membentuk mangkuk dan tempatkan persis didepan muka.
e.       Pandangan ke arah bola.
f.       Gerakan yang harmonis antara kaki, badan, dan tangan.
2.      Sikap pasing bawah
Passing bawah pada prinsipnya hampir sama dengan passing atas, hanya sikap tangan yang berbeda. Sikap yang harus diperhatikan, yaitu:
a.       Kaki sedikit serong.
b.      Lutut ditekuk.
c.       Badan condong ke depan.
d.      Tangan lurus di depan (antara lutut dan bahu),perkenaan bola pada pergelangan tangan.
e.       Pandangan ke depan.
f.       Koordinasikan gerak - lutut - badan - bahu.
Murogono dan Budi Aryanto (2010:69) Teknik pasing sangat penting dikuasai pemain bola voli. Passing terutama untuk menerima bola-bola keras, seperti spike dan servis.
1.      Sikap Pasing Bawah
a.       Posisi awal: tubuh berdiri, arahkan pandangan ke bola datang.
b.      Kedua kaki agak terbuka dan lutut sedikit ditekuk. Kedua telapak tangan mengepal, lalu disatukan. Posisi kedua tangan lurus ke bawah.
c.       Saat bola datang, ayunkan kedua lengan ke depan-atas. Kenakan bola pada lengan. Pada saat bersamaan, kedua lutut diluruskan.
d.      Arahkan bola sesuai yang diinginkan.
e.       Gerakan antara ayunan lengan dan lutut yang diluruskan harus kompak.
f.       Lakukanlah latihan ini beberapa kali hingga kalian menguasainya.
2.      Sikap Pasing Atas
Pasing atas Teknik passingatas dilakukan untuk  mengoper dan mengumpan. Teknik ini dilakukan terutama pada saat menyerang.  Pasingatas harus dilakukan dengan benar,  supaya jari-jari tidak sakit atau cidera.
a.       Posisi awal: tubuh berdiri menghadap  bola datang.
b.      Kedua kaki agak merenggang, lutut  sedikit ditekuk.
c.       Kedua lengan terbuka, jari-jari tangan membuka dan membentuk corong.
Deni Kurniadi Suro Prapanca (2010:78) Passing bawah merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan bola voli. Passingbawah ini bermanfaat sekali saat menerima servis dari pemain lawan, untuk menahan smes, dan mengembalikan/memantulkan bola. Cara melakukannya:
a.       Berdiri dengan posisi kaki dibuka selebar bahu.
b.      Kedua lutut ditekuk dan badan condong ke depan.
c.       Sentuhkan bola pada pergelangan tangan dengan posisi tangan lurus
d.      Arahkan pandangan mata ke depan.
e.       Saat memukul/menyentuhkan bola, koordinasikan antara gerakan lutut, badan, dan bahu.
Pasing atas juga salah satu gerak dasar dalam permainan bola voli. Passingatas ini dilakukan dengan posisi tangan di atas kepala dan menggunakan jari-jari tangan. Gerakan ini berguna untuk menerima servis, mengoper bola, mengumpan untuk smes, dan mengembalikan bola. Agar bisa melakukan passingatas dengan baik perlu terus berlatih sehingga arah bola bisa terkendali dan jari-jari tangan tidak cedera.
Cara melakukannya:
a.       Kedua lutut ditekuk.
b.      Pandangan mata memperhatikan arah datangnya bola.
c.       Gerakan tangan menerima datangnya bola.
d.      Arahkan bola pada sasaran.
Tri Jaya dan S.Marjuki (2010:17) pasing bawah dibagi atas 3 macam yaitu:
1.      Tahap persiapan
a.       Sikap kaki kuda-kuda dengan lutut sedikit dilipat.
b.      Badan agak condong ke depan.
c.       Berat badan bertumpu pada kedua kaki.
2.      Tahap gerakan
a.       Saat bola datang, kedua lengan diturunkan ke bawah.
b.      Salah satu telapak tangan memegang telapak tangan yang lain.
c.       Bola yang datang dipukul antara pergelangan tangan dan siku.
d.      Sewaktu bola datang, badan menghadap ke arah bola.
3.      Tahap akhir
a.       Tumit diangkat.
b.      Pinggul dan lutut naik serta kedua lengan lurus.
c.       Pandangan ke arah gerakan bola
Dan pasing atas dibagi 3 bagian
1.      Tahap persiapan
a)      Berdiri dengan kaki dibuka selebar bahu.
b)      Jari tangan dibuka melengkung ke dalam.
c)      Pergelangan tangan ditekuk.
d)     Lengan dibengkokkan di muka dahi.
2.      Tahap gerakan
a)      Dorong kedua lengan saat datangnya bola.
b)      Usahakan bola yang didorong mengenai jari-jari tangan.
c)      Bola yang didorong berada di tengah-tengah atas wajah.

3.      Tahap akhir
a)      Tumit diangkat.
b)      Pinggul dan lutut naik serta lengan lurus ke atas.
c)      Pandangan mengikuti arah datangnya bola.
Sri Wahyuni dkk (2010:17) Teknik passing Bawah dilakukan cara sebagai berikut.
a.       Sikap tubuh berdiri kangkang dengan lutut sedikit ditekuk.
b.      Keduatangan lurus ke depan dengan jari­jari tangan dikaitkan.
c.       Pada waktu bola dipantulkan dengan lengan diikuti tubuh diangkat ke atas.
d.      Pandangan mata mengikuti jalannya bola
Sedangkan pasing atas dengan cara sebagai berikut.
a.       Sikap tubuh berdiri kangkang selebar bahu dengan tubuh sedikit direndahkan.
b.      Kedua tangan diangkat di atas kepala depan, tangan dalam keadaan sejajar dengan jari-jari tangan dikembangkan.
c.       Pada  waktu  bola  datang dipantulkan  ke  atas  dengan ruas-ruas  jari  tangan  sambil  tubuh  diangkat  ke  atas dan pandangan mata selalu ke arah bola.
Passing bawah dan pasing merupakan teknik dasar bola voli. Teknik ini digunakan untuk menerima servis, menerima spike, memukul bola setinggi pinggang ke bawah dan memukul bola yang memantul dari net. Passing bawah merupakan awal dari sebuah penyerangan dalam bola voli. Keberhasilan penyerangan tergantung dari baik buruknya passing bawah. Apabila bola yang dioperkan jelek, maka pengumpan akan mengalami kesulitan untuk menempatkan bola yang baik untuk para penyerang.
2.1.3.      Hakikat Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan sebuah rencana yang dimanfaatkan untuk merancang. Isi yang terkandung didalam model pembelajaran adalah berupa strategi pengajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan intruksional. Rosdiani, (2013:116). Adapun pendapat dari. (Suprijono, 2009:41) bahwa “ model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis dari terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya. Pada tingkat operasional dikelas. Model pembelajaran dapat pula diartikan sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi dan memberi petunjuk pada guru dikelas. Menurut Rosdiani (2013:86) bahwa model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode atau prosedur pembelajaran. Istilah model pembelajaran mempunyai 4 ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau model pembelajaran. 1) Rasional teoristis yang logis yang disusun oleh pendidik. 2) Tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 3) Langkah-langkah mengajar yang diperlukan agar model pembelajaran dapat dilaksanakan secara optimal. 4) Lingkunga belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai.
Husdarta (2012:5) model pembelajaran merupakan sebuah rencana yang dimanfaatkan untuk merancang. Isi yang terkandung didalam model pembelajaran adalah berupa strategi pembelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan instruksional. Contoh strategi pengajaran yang bisa guru terapkan pada saat proses belajar mengajar adalah manajemen kelas, kelompok siswa, dan pengunaan alat bantu pengajaran. Model pembelajaran yang cocok untuk diterapkan saat ini yaitu: pengalaman praktik, telaahan teori-teori tertentu, dan hasil penelitian. Atas dasar inilah maka lahir kelompok-kelompok model pembelajaran ada dua pengaruh implementasi suatu model pembelajaran terhadap perubahan siswa yaitu yang bersifat langsung dan tidak langsung.           
Menurut Soekamto, dkk (dalam Rohman dan Amri (2013:27) mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah kerangka konsektual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan perfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merancang aktifitas belajar mengajar. Adapun yang dikemukakan Trianto (2010:23) bahwa istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode atau prosedur. Model pembelajaran mempunyai 4 ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi atau prosedur. Ciri-ciri tersebut ialah: a) Rasional teoristis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangannya. b) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana sisea belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai. c) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil. d) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat dicapai.
2.1.4.      Hakikat Teams Games Tournaments (TGT)
Model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan reinforcemen. Aktifitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih relaks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerja sama, persaingan sehat, dan keterlibatan belajar.
Kokom komalasari (2010:67-68) Ada 5 komponen utama dalam TGT, yaitu : a). Penyajian kelas : Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini, siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan saat game karena akan menentukan skor kelompok. b). Kelompok (tim) : Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin, dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game. c) Geme : Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang dapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana dan bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan. d) Turnamen : Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lebar kerja. Turnamen pertama guru membagi membagi siswa kedalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi presentasinya dikelompokan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II, dan seterusnya. e) Team recognize : Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing tim akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Tim mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 30-40.
Tukiran Taniredja (2013:67-68) ada lima komponen utama dalam pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tpurnaments (TGT) yaitu : 1). Penyajian kelas (Class Pressentation) : Penyajian kelas dalam pembelajaran Koopertif Tipe Teams Games Tpurnaments (TGT) tidak berbeda dengan pengajaran biasa atau pengajaran klasikal oleh guru, hanya pengajaran lebih difikuskan pada materi yang sedang dibahas saja. Ketika penyajian kelas berlangsung sebab mereka harus games akademik dengan sebaik-baiknya dengan skor mereka akan menentukan skor kelompok mereka. 2) Kelompok (Teams): Kelompok disusun dengan beranggotaan 4-5 orang yang mewakili percampuran dari berbagai keragaman dalam kelas seperti kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau etnik. Fungsi utama mereka dikelompokan adalah anggota-anggota kelompok saling meyakinkan bahwa mereka dapat bekerja sama dalam belajar dan mengajarkan game atau lembar kerja lebih khusus lagi untuk menyiapkan semua anggota dalam menghadapi kompotisi. 3) Permainan (Games) : Pentanyaan dalam game disusun dan rancangan dari materi yang relevan dengan materi yang telah disajikan untuk menguji pengetahuan yang diperoleh mewakili masing-masing kelompok. Sebagian besar pertanyaan pada kuis adalah bentuk sederhana. Setiap siswa mengambil sebuah kartu yang diberi nomor dan menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor pada kartu tersebut. 4: Kompotisi (Tournaments): Turnamen adalah susuna beberapa game yang dipertandingkan. Biasanya dilaksanankan pada akhir minggu atau akhir unit pokok bahasan, setelah guru memberikan penyajian kelas dan kelompok mengajarkan lembar kerjanya.
Rusman (2010 : 224) Teams Games Tpurnaments (TGT)  Adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotaan 5 samapi 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda
            Miftahul Hudu (2013:179) dalam TGT siswa mempelajari materi diruang kelas. Setiap setiap siswa ditempatkan dalam satu kelompok yang terdiri dari 3 orang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi. Komposisi ini dicatat dalam tabel khusus (tabel turnamen), yang setiap minggunya harus berubah. Dalam TGT setiap anggota ditugaskan untuk mempelajari materi terkebih dahulu bersama anggota-anggotanya, barubah mereka di uji secara individual melalui game akademik. Nilai yang mereka peroleh dari game akan menentukan skor kelompok mereka masing-masing.
            Trianto (2011:83) model Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT), atau Pertandingan permainan tim dikembangkan secara asli oleh David De Vries dan Keath Edward (1995). Pada model ini siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka.
            TGT  merupakan model pembelajaran dengan memainkan permainan dengan anggota-amggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing.  Setiap kelompok terdiri dari 5 sampai 6 orang peserta didik yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi, dan peserta didik bekerja dalam kelompok mereka masing-masing.
            Model pembelajaran TGT terdiri dari lima langkah tahapan, yaitu tahap penyajian kelas (class precentation), belajar dalam kelompok (teams), permaianan (games), pertandingan dan turnamen (tournament), dan penghargaan kelompok (team recognition).
Dalam pelaksanaannya model pembelajaran TGT berjalan dengan baik dan memberikan hasil yang positif terhadap hasil pembelajara. Model pembelajaran TGT memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya antara lain dapat menumbuhkan kerjasama antaranggota kelompok, lebih bersemangat dan senang mengikuti pembelajaran. Sedangkan kekurangannya antara lain membutuhkan waktu yang lama dan guru dituntut memilih materi yang cocok.
2.2.         Kajian Yang Relevan
Fransiska Motoneng, 2014 Meningkatkan Teknik Dasar passing Atas Pada Permainan Bola Voli Melalui Metode Teams Games Tournaments pada siswa kelas VIIIB MTS Darul Ulum Kabupaten Banggai. Program Studi S1 pendidikan keolahragaan.fakultas ilmu-ilmu kesehatan dan keolahragaan. Universitas Negeri Gorontalo Masalah dalam penilitian tindakan kelas ini adalah apakah melalui metode teams games tournaments dalam pembelajaran penjas dapat meningkat teknik dasar passing atas pada permainan bola voli siswa kelas VIIIB MTS Darul Ulum Kebupaten Banggai, metode yang digunakan dalam penilitian ini adalah metode teams games tournaments (TGT). Sample yang diteliti adalah siswa dikelas VIIIB MTS Darul Ulum Kabupaten Banggai yang berjumlah 27 orang. Pelaksanaan penilitian ini dilaksanakan dalam II siklus dari masing-masing siklus diberikan sebanyak tiga kali tindakan dan satu kali evaluasi dengan indicator pencapaian 75% maka penilitian dianggap selesai. Dari data yang diperoleh melalui obsevasi diperoleh 46,79% dan diberi tindakan pada siklus I terjadi peningkatan mencapai 60,39% namun pencapaian siswa pada siklus I belum mencapai indicator yang sudah ditentukan sebelumnya maka perlu diberi tindakan lanjutan pada siklus II pada siklus ini pencapaian siswa mencapai 75.44% melihat pencapaian yang diperoleh siswa pada siklus II maka penilitian ini dinyatakan selesai dan berhasil. Kesimpulan dari penilitian tindakan kelas ini dapat dikemukakan bahwa melalui metode teams games tournaments (TGT) dapat meningkatkan teknik dasar siswa dalam melakukan passing atas pada permainan bola voli. Dengan demikian maka hipotesis tindakan dapat dirumuskan sebagai berikut. Jika menggunakan metode taems games tournaments (TGT) dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan keseharan khusunya meningkatkan teknik dasar siswa kelas VIIIB MTS Darul Ulum Kabupaten Banggai dalam melakukan passing atas pada permainan bola voli akan meningkat.
2.3.         Hipotesis Tindakan
Adapun hipotesis tindakan yakni “ jika penggunaan Model Pembelajaran Teams Games Tournaments dilakukan pada pada penelitian ini maka siswa melakukan pasing pada permainan bola boli dapat ditingkatkan.
2.4.      Indikator Kinerja
Indikator kinerja dalam penelitian ini yaitu: apabila keterampilan Pasing dalam permainan Volley ball melalui model pembelajaran teams games tournaments siswa kelas VII SMP Negeri 8 Dulupi dapat ditingkatkan minimal 80% dari jumlah siswa, mencapai 70-79.
 

 
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1.      Latar Dan Karakteristik Subyek Penilitian
3.1.1.      Latar Penelitian
Adapun yang menjadi lokasi dalam penelitian ini yaitu pada siswa kelas VII SMP Negeri 8 Dulupi.
3.1.2.      Karakteristik Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas VII SMP Negeri 8 Dulupi dengan jumlah siswa 25 orang terdiri Putra 11 dan 14 orang putri dengan karakteristik yang berbeda.
3.2.      Variabel Penilitian
Variabel yang diteliti dalam penilitian ini adalah
3.2.1.      Variabel Input
Meliputi kegiatan guru dalam merencakan pembelajaran, dan kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran serta sarana dan prasarana guna meningkatkan siswa dalam melakukan Pasing. Selanjutnya indikator yang dinilai dalam variabel ini selama proses pembelajaran meliputi tiga indikator (a) Tahap Awal (b) Gerakan dan (c) Tahap Akhir.
3.2.2.      Variabel Proses
Meliputi kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran yang telah direncanakan dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran dalam melakukan gerakan pasing dalam permainan bola voli dengan melalui model pembelajaran teams games tournaments.
3.2.3.      Variabel Output
Yaitu tingkat daya serap siswa pada materi pembelajaran yang diwujudkan dalam bentuk perolehan skor melalui praktek keterampilan dalam melakukan gerakanpasing dalam permainan bola voli


3.3.      Tahapan Penilitian
3.3.1.      Tahapan Persiapan
3.3.1.1.Membuat lembar obsevasi
Dalam lembar observasi tersebut peneliti mengambil data keterampilan tentang cara siswa dalam dalam melakukan pasing
3.3.1.2. Mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan
Peneliti dan guru mitra dalam hal ini guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang ada di sekolah tempat peneliti mempersiapkan sarana dan prasarana olahraga yang akan digunakan selama proses tindakan.
3.3.1.3.Menyusun langkah-langkah tindakan dan jadwal kegiatan
Peneliti dan guru mitra mendiskusikan metode, strategi dan media pembelajaran yang tepat bagi siswa serta hari dan waktu pelaksanaan tindakan.
3.3.2.      Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tindakan dilaksanakan dengan unsur kerja sama antara peneliti dan guru mitra dalam hal ini guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, dimana pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dimaksud harus sesuai dengan skenario tindakan. Prosedur penelitian tindakan kelas ini untuk masing-masing siklus dilaksanakan berdasarkan hasil tindakan dalam setiap siklus.
3.3.3.      Tahap Pemantauan dan Evaluasi
Dilaksanakan pada proses penelitian berlangsung. Pada proses pelaksanaan tindakan tersebut peneliti mengadakan penilaian serta mengambil data terhadap perkembangan siswa yang ada dilapangan. Apabila pelaksanaan tindakan tersebut telah selesai, peneliti beserta guru mitra akan memberikan umpan balik untuk mengevaluasi hasil tindakan.
3.3.4.      Tahap Analisis dan Refleksi
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah menganalisis hasil yang diperoleh pada tahap observasi, kemudian hasilnya digunakan untuk merefleksi diri, apakah siswa sudah dapat meningkatkan keterampilan pasing. Hasil analisis ini akan digunakan untuk merencanakan tindakan pada siklus berikutnya.


Selanjutnya apabila pada siklus berikutnya keterampilan siswa telah mencapai sasaran pada indikator kinerja (80%), maka refleksi terus digunakan guna mencari kekurangan-kekurangan dan kesalahan selama tindakan pada siklus sebelumnya.
3.4.      Tehnik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitiian terdiri dari yaitu :
3.4.1.      Observasi
Observasi akan dilakukan pada siswa kelas VII SMP Negeri 8 Suwawa dengan aspek yang akan diobservasi adalah keterampilan siswa melakukan pasing dalam permainan bola voli yang terdiri dari beberapa sub aspek antara lain:
a.       Tahap awal
b.      Gerakan
c.       Tahap Akhir
3.4.2.      Dokumentasi
Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti pada saat penelitian berdasarkan dokumentasi visual sebagai bukti fisik pelaksanaan kegiatan proses belajar mengajar yang sedang berlangsung di sekolah tersebut dimulai dari observasi sampai dengan pelaksanaan tindakan kelas.
3.5.      Tehnik Analisis Data
Analisis data yang digunakan yaitu tentang tehnik melakukan gerakan pasing dalam permainan bola voli untuk mendapatkan data agar bisa melihat tingkat capaian dari para siswa tersebut.
Tabel 1: Rentang Skor Nilai menurut Husdarta dan Yudha M. Saputra (2013 : 110)
NO
Nilai
Kategori
Keterangan
1.       
80-100
Baik Sekali
BS
2.       
70-79
Baik
B
3.       
60-69
Cukup
C
4.       
45-59
Kurang
K
5.       
<44
Kurang Sekali
KS

BAB IV
DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Dulupi Kabupaten Boalemo dengan jumlah siswa 25 orang. Sementara yang menjadi tim peneliti dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dan yang menjadi mitra kerja adalah guru yang ada di sekolah lokasi penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan masing-masing siklus tiga kali perlakuan atau tindakan. Untuk memperoleh data–data yang akurat tentang tindakan kelas ini maka peneliti mengadakan observasi awal terhadap subyek penelitian sebagai data awal kriteria dasar untuk penilaian dalam penelitian ini, disamping itu selama ini peneliti hanya melihat gejala rendahnya keterampilan dasar pasing pada sebagian besar siswa, untuk lebih jelasnya hasil penelitian tindakan kelas ini dapat dideskripsikan  sebagai berikut :
4.1.1 Observasi awal
Observasi atau pengambilan data awal dalam penelitian ini dilaksanakan pada minggu kedua bulan Agustus Tepat pada tanggal 19 Agustus 2015. Mekanisme data awal ini diukur melalui hasil pengamatan kegiatan guru dan hasil pengamatan kegiatan siswa dalam melakukan pasing.
Dari kegiatan pembelajaran bola voli di lapangan khususnya mengenai keterampilan dasar pasing siswa Siswa Kelas VII SMP 8 Dulupi Kabupaten Boalemo diperoleh data-data yang akan dilampirkan dalam bentuk tabel dan diagram, adapun tabel dan diagram di bawah ini bertujuan untuk menjelaskan hasil dari pada evaluasi hasil belajar dari observasi awal hingga siklus dua, tabel yang dimaksudkan adalah sebagai berikut.


Tabel 2 :  Hasil Observasi Awal Rata-Rata Setiap Aspek Keterampilan Pasing Dalam Permainan Bola Voli
NO
INDIKATOR YG DIAMATI
NILAI RATA-RATA KETUNTASAN
KETERANGAN
1
Tahap Awal
48,56 %
Kurang
2
Proses
53,6 %
Kurang
3
Tahap Akhir
44,66 %
Kurang Sekali

TOTAL
48.94
Kurang

Gambar : 4.1 Diagram hasil perolehan data pada observasi awal

Dari tabel  dan diagram di atas nampak bahwa gerak dasar siswa dalam dalam melakukan pasing belum seperti yang diharapkan, dengan demikian perlu diberi tindakan, tindakan yang akan dilakukan yaitu dengan cara memilih dan menetapkan metode pembelajaran yang relevan, hal ini dapat diperhatikan pada indikator yang diharapkan, di mana siswa diupayakan untuk dapat melakukan beberapa komponen indikator penilaian, akan tetapi belum sepenuhnya siswa yang mampu melakukanya, hal ini dapat diamati pada komponen indiator yang dinilai yaitu (1) Tahap Awal 48,56%, selanjutnya (2) Gerakan 53,6%, dan (3) Sikap Akhir 44,66%,  dari indikator yang di harapkan sebesar 80%.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa gerak dasar siswa dalam pasing rata-rata pada observasi awal sebesar 48.94% dengan kondisi ini maka gerak dasar siswa dalam pasing perlu ditingkatkan minimal sebesar 31,06% dari 80% indikator kinerja yang diharapkan.
Melihat hasil di atas maka dapat diasumsikan bahwa gerak dasar siswa dalam melakukan pasing perlu untuk diberi tindakan minimal mencapai standar penilaian indiokatrot kinerja yaitu 80%.
4.1.2 Hasil Pengamatan Siklus I
            Dari penjelasan yang ada pada observasi awal maka dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan gerak dasar pasing siswa perlu maka pemilihan dan penetapan metode pembelajaran sangatlah penting dalam satu tindakan, tindakan yang maksudkan adalah perlakuan terhadap siswa, lebih lanjut tindakan yang akan diberikan guru kepada siswa tersebut bertujuan untuk melihat apakah metode pembelajaran yang diterapkan hasilnya dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan gerak dasar siswa atau tidak, dengan demikian untuk mengetahuinya dengan jelas berikut akan diuraikan hasil yang diperoleh pada pengambilan pada siklus pertama setelah diberi tindakan.
Tabel 3 :  Hasil Siklus I Rata-Rata Setiap Aspek Keterampilan Pasing Dalam Permainan Bola Voli
NO
INDIKATOR YG DIAMATI
NILAI RATA-RATA KETUNTASAN
KETERANGAN
1
Tahap Awal
65.13 %
Cukup
2
Proses
64.8%
Cukup
3
Tahap Akhir
53.32%
Kurang

TOTAL
61.08
Cukup

Gambar 4.2 Diagram hasil perolehan data pada siklus 1

Dari tabel 2 dan diagram di atas nampak bahwa gerak dasar siswa dalam melakukan pasing masih perlu untuk ditingkatkan. Hal ini dapat diperhatikan pada indikator kinerja yang diharapkan, di mana siswa diupayakan untuk dapat melakukan beberapa komponen indikator kinerja, akan tetapi belum sepenuhnya siswa yang mampu melakukanya, hal ini dapat diamati pada komponen indiator yang dinilai yaitu (1) Tahap Awal 65,13%, selanjutnya (2) Gerakan 64,8%, dan (3) sikap akhir 53.32% dari indikator yang di harapkan sebesar 80%. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam melakukan tiga indikator dimaksud belum meningkat sepenuhnya atau jika dirata-ratakan sebesar 61.08% dengan kondisi ini maka gerak dasar siswa perlu ditingkatkan minimal sebesar 18,92% dari 80% indikator kinerja yang diharapkan.
Untuk menghasilkan peningkatan gerak dasar yang memuaskan, maka penelitian ini perlu untuk dilanjutkan pada siklus berikutnya.
4.1.3 Hasil Pengamatan Siklus II
            Pada hasil pengamatan siklus ke dua ini rata-rata siswa telah terampil dalam melakukan gerak dasar pasing hingga melebihi standar indikator kinerja. dengan kata lain bahwa rata-rata keterampilan siswa telah miningkat.
Hasil pengamatan pada observasi awal rata-rata gerak dasar siswa 48,94%, dan pada siklus ke dua gerak dasar pasing siswa meningkat hingga 81.74%, hal ini jelas bahwa siswa mengalami peningkatan gerak dasar sebesar 32,8% dari hasil siklus dua, dan 80% dari indikator kinerja yang diharapkan, atau jika dirinci peningkatan pada siklus kedua tersebut hasilnya seperti pada tabel berikut ini:
Tabel 4: Hasil Siklus II Rata-Rata Setiap Aspek Keterampilan Pasing Dalam Permainan Bola Voli
NO
INDIKATOR YG DIAMATI
NILAI RATA-RATA KETUNTASAN
KETERANGAN
1
Tahap Awal
80.56%
SB
2
Proses
84%
SB
3
Tahap Akhir
80.66%
SB

TOTAL
81.74
SB

Gambar 4.3 Diagram hasil perolehan data pada siklus II

Dari beberapa tabel dan diagram di atas nampak bahwa gerak pasing siswa rata-rata meningkat. Hal ini dapat diperhatikan pada indikator kinerja yang diharapkan, seluruh siswa telah terampil dalam melakukan seluruh komponen pada indikator kinerja, komponen indiator yang dinilai tersebut yaitu (1) Tahap Awal 80.56%, selanjutnya (2) Gerakan 84%,  dan (3) Tahap Akhir peningkatannya sebesar 80.66% dari indikator yang di harapkan sebesar 80%. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa gerak dasar pasing siswa meningkat dengan pesat, dengan peningkatan tersebut dapat disimpulkan keterampilan siswa telah memenuhi standar indikator kinerja yang diharapkan atau dengan kata lain gerak dasar pasing pada siswa kelas VII sekolah Menengah Pertama sangat cocok jika diberikan dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games Tornaments
Berdasarkan penjelasan dari pada pelaksanaan pada siklus ke dua di atas maka dapat disimpulkan bahwa gerak dasar siswa dalam pasing meningkat dengan rata-rata peningkatan sebesar 81.74%, hal ini mengindikasikan bahwa siswa telah memiliki gerak dasar dalam melakukan pasing sesuai yang diharapkan, dan bahkan melebihi standar indiktor capaian.
Melihat keberhasilan peningkatan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games Tornaments pada permainan Bola Voli khususnya pasing maka gerak dasar siswa dalam pasing dapat meningkat.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan maka diperoleh data siklus pertama yaitu untuk yaitu (1) Tahap Awal 65,13%, selanjutnya (2) Gerakan 64,8%, dan (3) sikap akhir 53.32%. Berdsarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata siswa belum seleuruhnya memiliki gerak dasar pasing sesuai harapan, dengan demikian perlu adanya pelaksanaan tindakan pada siklus ke dua. Di saping itu kurang meningkatnya tindakan pada siklus pertama merupakan acuan untuk memperbaiki hal-hal yang masih perlu dibenahi untuk peningkatan gerak dasar dimaksud pada siklus berikutnya, dengan kata lain kesalahan-kesalahan tindakan pada siklus pertama diperbaiki pada pelaksanaan tindakan pada siklus ke dua. Lebih lanjut, apabila pada siklus ke dua peningkatan gerak dasar siswa telah memenuhi standar indikator kinerja yang diharapkan maka dapat disimpulkan bahwa pengguanan metode ataupun starategi model pembelajaran teams games tournaments maupun sejenisnya dapat meningkatkan gerak dasar siswa atau penelitian dinyatakan berhasil.
Berdasarkan sedikit ulasan di atas maka berikut ini adalah gambaran hasil pelaksanaan siklus ke dua sebagai upaya dalam tahap-tahap proses peningkatan gerak dasar lempar cakram.
Pada pelaksanaan tindakan pada siklus ke dua ini gerak dasar siswa meningkat menjadi 81.74%. artinya bahwa dalam komponen tersebut peningkatan gerak dasar mencapai hingga 32,8% dari hasil pada observasi awal sebesar 48.94%. Peningkatan pada siklus ke dua tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. yaitu (1) Tahap Awal 80.56%, selanjutnya (2) Gerakan 84%,  dan (3) Tahap Akhir peningkatannya sebesar 80.66%. Berdasarkan peningkatan-peningkatan yang terjadi pada siklus ke dua ini maka dapat disimpulkan bahwa dengan model pembelajaran teams games tournaments maka beberapa komponen gerak dasar siswa dalam pasing dimaksud meningkat, alasannya karena dalam penggunaan model pembelajaran teams games tournaments siswa merasa lebih leluasa dalam mengeskpresikan gerakannya, sehingga dalam belajar siswa menemukan gaya belajarnya sendiri dan sesuai dengan tingkat perkembangan gerak yang ada pada siswa itu sendiri.
Untuk lebih memudahkan dalam mengetahui peningkatan gerak dasar siswa dimaksud, berikut ini adalah tabel dan diagram proses meningkatnya gerak dasar siswa yang disusun dalam bentuk selisih hasil peningkatan pada masing-masing pelaksanaan tindakan disetiap siklus.
TABEL 5:  Selisih Hasil Peningkatan Tahap Observsi Siklus 1 dan 2 Pasing dalam Permainan Bola Voli
INDIKATOR YANG DIAMATI
Tahap Observasi
Siklus I
Siklus II
Sikap Awal
48,56%
65,13%
80.56%
Gerakan
53,6%
64,8%
84%
Sikap Akhir
44,66%
53,32%
80.66%
TOTAL
48.94
61.08
81.74



Untuk lebih jelasnya penjelasan tabel 4 di atas maka berikut ini adalah diagram proses peningkatan dari masing-masing siklus.
Gambar 4.4 :   Diagram Selisih Hasil Pengamatan Tahab Observasi, Siklus 1 dan 2  Gerak Dasar Pasing

Dari tabel dan diagram di atas jelas bahwa peningkatan gerak dasar pasing siswa melebihi indikator kinerja yang diharapkan, artinya bahwa pada masing-masing komponen gerak dasar pada setiap siklus sangat jelas selisih peningkatannya. Dengan demikian maka hipotesis penelitian tindakan kelas yang menyatakan bahwa: “melalui model pembelajaran teams games tournaments maka gerak dasar pasing siswa kelas VII di SMP Negeri 8 Dulupi Kabupaten Boalemo Meningkat”  dan dapat di terima.

BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
1.       Berdasakan hasil pencapaian pelaksanaan penelitian tindakan kelas, maka dapat disimpulkan hipotesis tindakan yaitu melalui model pembelajaran teams games tournaments keterampilan pasing dalam permainan bola voli siswa kelas VII SMP Negeri 8 Dulupi dapat meningkat.
2.       Adapun hasil penelitian yang di peroleh di lapangan khususnya tahab observasi yaitu : (1) Tahap Awal 48,56%, selanjutnya (2) Gerakan 53,6%, dan (3) Sikap Akhir 44,66% . Berdsarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata siswa belum seleuruhnya memiliki gerak dasar pasing belum sesuai harapan.
3.       Adapun hasil penelitian yang diperoleh di lapangan khususnya siklus pertama untuk (1) Tahap Awal 65,13%, selanjutnya (2) Gerakan 64,8%, dan (3) sikap akhir 53.32% Berdsarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata siswa belum seleuruhnya memiliki gerak dasar pasing belum sesuai harapan.
4.       Selanjuntya pada siklus ke dua (1) Tahap Awal 78,85%, selanjutnya (2) Gerakan 84%,  dan (3) Tahap Akhir peningkatannya sebesar 77,99%. Berdasarkan peningkatan-peningkatan yang terjadi pada siklus ke dua ini maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games Tornaments maka beberapa komponen gerak dasar siswa dalam pasing dimaksud meningkat, alasannya karena dalam penggunaan model pembelajaran Teams Games Tornaments siswa merasa lebih leluasa dalam mengeskpresikan gerakannya, sehingga dalam belajar siswa menemukan gaya belajarnya sendiri dan sesuai dengan tingkat perkembangan gerak yang ada pada siswa itu sendiri.

    
5.2 Saran
            Dari hasil penelitian ini dapat disarankan hal-hal sebagai berikut :
1.       Setiap guru hendaknya menjadikan penelitian tindakan kelas ini sebagai bahan acuan dalam rangka meningkatkan gerak dasar siswa khususnya gerak dasar mengenai pasing.
2.       Guru hendaknya kreatif dalam pembelajaran guna menghindari kejenuhan siswa selama proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.
3.       Diharapkan kepada seluruh guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dapat menjadikan penelitian ini sebagai acuan dalam meningkatkan keterampilan maupun kemampuan gerak dasar siswa, khususnya siswa di sekolah menengah pertama.
4.       Untuk lebih meningkatkan kualitas dari pada pembelajaran dalam pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, guru kiranya perlu untuk mengembangkan kembali hasil penelitian tersebut dengan tujuan untuk memperbaiki hal-hal yang masih sangat kurang pada hasil penelitian ini.
5.       Diharapkan guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dalam memilih dan menetapkan model, metode maupun strategi pembelajaran harus mengetahui kelebihan dan kekurangannya.
6.       Guru harus mengetahui masing-masing kelebihan dan kekurangan model, metode, strategi bahkan media pembelajaran yang akan di gunakan di lapangan.

 


DAFTAR PUSTAKA
Chandra Sodikin Sanoesi, Achmad Esnoe, 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga
dan Kesehatan, Jakarta: PT Arya Duta
Huda Miftahul, 2013. Model-Model Pembelajaran Dan Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Husdarta, J. Suharja dan Maryani Eli. 2010. Pendidikan  Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Jakarta: Armico
Husdarata, 2012. Model Pembelajaran Langsung dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Bandung : Alfabeta Bandung

Isnaini, Faridha dan Suranto. 2010. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Jakarta: Karya Mandiri Nusa

Jaya Tri dan S.Marjuki, 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Jakarta: Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional

Kurniadi Deni dan Suro, 2010. Prapanca Penjas Orkes Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, Jakarta: CV. Thursina

Komalasari Kokom, 2010. Pembelajaran Kontekstual, Bandung : PT Refika Aditama

Muhajir dan Sutrisno, Budi. 2013. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Jakarta: Politeknik Negeri Media Kreatif

Margono dan Aryanto Budi, 2010. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan, Jakarta : Pustaka Insan Madani
Mashar Ali Mohammad dan Dwinarhayu, 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga
dan Kesehatan, Jakarta: Swadaya Murni
Rusman, 2010. Model-Model  Pembelajaran, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Sarjono dan sumarjo. 2010. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Jakarta: CV. Aneka Ilmu
Taniredja Tukiran, 2013. Model-Model Pembelajaran Inovatif Dan Efektif, Bandung : Alfabeta Bandung

Trianto, 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Jakarta :
Prenada Media Group
Wahyuni Sri  dkk 2010.  Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, Jakarta:  PT Wangsa Jatra Lestari

Wisahati Aan Sunjata dan Teguh Santosa, 2010. Pendidikan Jasmani  
Olahraga  dan Kesehatan, Jakarta: CV Setiaji           


 

Total Pageviews

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

FOLLOW & LIKE DULU GAN!



[X] CLOSE
+Gett

About